Langsung ke konten utama

Suntuk

Aku nggak tau harus mulai darimana. Karena aku sendiri juga lupa akar dari segala permasalahan ini. Yang aku inget, awalnya aku cuman jengkel karena sahabatku mulai hilang kontak denganku. Setiap smsku mulai jarang dibalas olehnya. Saat aku minta saran ke salah satu teman dekatku -yang sebenarnya adalah orang yang kusuka-, dia menyarankan agar aku menghubungi sahabatku lewat akun sosial yang dimilikinya. Aku mencoba mengikuti sarannya, dan hasilnya nihil. Pesan-pesan yang kukirim di facebook-nya sama sekali nggak digubris. Saat aku sudah putus asa, aku nekat sms dia. Sms yang kukirim penuh akan emosi, tapi aku tetap menahan untuk tidak berkata kasar padanya. Karena biar bagaimanapun, dia tetap sahabatku bukan?
Tak lama setelah sms dariku terkirim, ada sms balasan dari dia. Sms yang cukup panjang dan sarat akan emosi. Saat itu, dia beralasan kalau dia sudah berusaha membalas sms-sms yang kukirim, namun sayang, operator kartu kami sedang bermasalah sehingga pesan-pesan singkat itu sama sekali tak sampai. Aku mencoba menerimanya karena aku juga berpikir bahwa alasan seperti itu cukup masuk akal. Karena itu, aku kembali mencoba menghubungi lewat facebook-nya, namun dia kembali tak menggubrisnya. Aku benar-benar diacuhkan. Saat aku berada diujung keputusasaan, aku kembali mendapat harapan. Mungkin aku bisa menghubunginya lewat telepon. Langsung saja, hari Minggu pagi aku mencoba meneleponnya. Karena kebiasaan, aku menghubungi dengan menggunakan private number, makanya sebelum aku bisa bicara ke poinnya, dia bertanya dulu tentang "siapa" yang menelepon dia. Dan setelah dia tau kalau yang menelepon adalah 'aku', dia kembali melontarkan pertanyaan tentang apa yang ingin aku bicarakan, lalu aku menjawab "tidak ada apa-apa" -karena aku masih bingung ingin bicara apa-, dia langsung memutuskan telepon begitu saja. Tanpa ada "kata penutup". Hanya mengucapkan "oh".
Lalu tadi sore, dia meng-update status panjang di facebook. Selesai membacanya, darahku serasa mendidih dan naik sampai ke ubun-ubun. Sekarang aku sudah sedikit lupa dengan isi statusnya itu. Yang aku ingat, isi status itu seperti apa yang selama ini ingin dia bicarakan. Ah, bagaimana ya? Pokoknya, aku sangat sadar kalau status itu ditujukan untukku. Karena sangat nggak mungkin itu untuk pacarnya -mungkin sekarang sudah mantan-. Dan malam ini, saat aku ingin membaca kembali statusnya tadi sore dengan membuka dindingnya, aku melihat bahwa status iu sudah tidak ada. Mungkin dihapus. Entah dengan alasan apa. Dan aku baru menyadari bahwa aku dan dia sudah tak lagi berteman. Ini benar-benar kejutan. Selama tiga tahun aku berteman dengannya -atau siapapun-, baru kali ini ada yang sampai menghapus pertemanan di facebook. Biasanya juga aku duluan yang menghapus pertemanan, atau bahkan memblokir facebook orang lain. Kalaupun ada yang sampai menghapus pertemanan, itu hanya di twitter. Dengan meng-unfollow. Aku sampai nggak tau harus ngomong apa. Aku juga nggak tau bagaimana tepatnya perasaanku saat ini. Entah senang, bangga, sedih, kecewa, atau apapun, aku nggak tau pasti.
Kenapa nggak sekalian aja kamu blokir facebook aku?