Langsung ke konten utama

Suka-Duka Jadi Anak Ikom

Beberapa tahun terakhir, prodi Ikom laris banget kek kolak pas buka puasa. Hampir setiap prodi Ikom di kampus manapun mesti gradenya tinggi. Yeah, paling nggak bisa nyampe angka puluhanlah. Aku sempet liat di tahunku (2016), prodi Ikom di kampus yang enggak terlalu terkenal aja peminatnya nyampe >1000. Kuotanya? Cuman 100-200an. Waktu aku mau daftar di UIN, peminatnya Ikom tahun sebelumnya (2015) itu hampir mencapai 600 orang. Padahal kuotanya cuman 50 biji T_T. Itu UIN loh!!!! Maa Syaa Allaah.. Sebenernya, apa sih yang bikin orang banyak tertarik sama ikom? Di sini bakal aku share plus-minus prodi Ilmu Komunikasi berdasar pengamatan dan pengalaman aku selama dua semester bergelut di dalamnya. Dikit, sih, tapi semoga kalian jadi ada bayangan, hehehe..

SUKA
1. Kuliahnya asyik. Iya, aku akui asyik banget. Karena kita masuk ilmu sosial, jadi kita lebih banyak terjun ke masyarakat. Kita teliti bagaimana kesehrian mereka, analisis dampak dari suatu kasus terhadap masa depan pelaku-korban, dsb. Aku sih ngerasain kuliahnya selo aja. Semester dua ini, ada mata kuliah Komunikasi Massa (kita belajar tentang media massa berikut segala tetek bengek di dalamnya), ada juga Jurnalistik dan Broadcasting dulu waktu semester satu, dan masih banyak lagi sih. Hehe.. Ini daftar mata kuliah aku selama beberapa semester.

    

Jujur kalau sebatas materi di kelas, aku suka. Aku senang, aku nyaman. Cuman mendadak susah aja kalau dikasih tugas -,-. Oiya, bagi kalian yang masuk Ikom karena berharap di dalamnya nggak ada matematika. Selamat! Kalian salah sangka. Karena kita justru ketemu Statistik, nyoba bikin penelitian, dan hasilnya dilaporkan secara tertulis. Asli mumet -_-


2. Prospek kerja luas. Secara umum, konsentasi di prodi Ikom itu ada 5: Jurnalistik, Broadcasting, Public Relations, Advertising, dan Media. Namun tentu kebijakan tiap kampus beda-beda ya.. kalau di UIN sih karena ada 2 prodi Komunikasi (Ilmu Komunikasi dan Komunikasi Penyiaran Islam), jadi konsentrasinya pecah. Jurnalistik dan Broadcasting di Komunikasi Penyiaran Islam, sementara Public Relations dan Advertising di Ilmu Komunikasi. Nah, di semester-semester awal, kita akan dikasih materi dasar dari konsentrasi yang ada, supaya kita ada bayangan mau ambil konsentrasi apa ke depannya. Tapi itu nggak jadi ukuran sih. Misal aku nanti mau ambil PR ya belum tentu juga aku bakalan kerja di bidang PR (keknya aku juga nggakmau sih hihi..). karena di kampus aku juga belajar jurnalistik, broadcast, psikologi, juga sosiologi. Bukan nggak mungkin kalau aku justru terjun di bidang yang bukan konsentrasi aku. 

DUKA
1. Tugas datangnya keroyokan T_T. Ini serius. Di awal-awal semester, aku pas semangat-semangatnya. Udah siap nerima tugas, tapi dosen nggak juga ngasih tugas. Giliran ngasih, eh nggak Cuma satu dosen, tapi semuanya. Bayangin aja deh, ada 10 mata kuliah, semuanya kasih tugas. DAN SEBAGIAN BESAR MINTA LAPORAN!!! Saking banyaknya tugas semester ini, aku sampai hampir mual sewaktu neliti salah satu siaran radio.  Mabok liat angka-angkanya.

2. Menuntut berpikir kreatif. Ini nggak jadi masalah kalau kalian memang passion di sini. Tapi buat yang otak-otak macet macam aku gini itu cobaan -_-. Jadi setiap kali ada tugas proyek, entah bikin film pendek atau bagaimana, aku nggak akan ikut bagian selama proses pembuatan wkwk.. Ujung-ujungnya presentasi doang. *janganditiru*

Selain hal-hal di atas, cobaan lain bagi anak Ikom yang nggak wajah-wajah Ikom adalah anak Ikom sering dikata pinter ngomong. Ini sering terjadi. Aku dan temen-temenku yang agak pendiam (nggak pendiam, sih, cuma agak susag bergaul aja) sering banget ditanyain –sampe bosen–, “Kamu kan anak Ikom, kok susah buat komunikasi?” Setiap dengar pertanyaan itu, pengen rasanya teriak di kuping dia, “Hello.. makanya gue masuk Ikom, bro. Kalo gue udah mahir ngapain gue kuliah?” -_- *adegansadis, janganditiru*

Jadi jangan khawatir, santai aja, selo aja, masuk Ikom bukan berati semuanya jago ngomong, semuanya aktif di kelas, semuanya pada gaul. Nikmatin aja prosesnya. Kupu-kupu boleh, kura-kura juga boleh, terserah. Mau jadi mahasiswa kek mana. Yang penting paham sama materi di kelas. Kalau sudah paham, nanti lengketnya lama, jadi bisa manfaat, insyaa Allaah. Hehehe.. udah ah. Lama-lama kok garing gini ya postingannya. Oiya, FYI, ini efek mabok habis analisis radio. Jadi aku dengerin 24 jam siaran radio, diitung persentasenya, trus dianalisis berdasarkan teori yang ada. asli semalaman nggak tidur!

Selamat menikmati masa-masa di Ikom ^^