Langsung ke konten utama

[Self Reminder] Kecanduan Gadget

Halo teman-teman..
Lama ya ngga nulis? Sekarang aku sudah masuk kuliah lagi. Balik ke rutinitas awal lagi. Kuliah, pulang, ngaji. Sebenarnya udah lamaa pengen nulis. Kepala sampai pusing karena terlalu banyak yang harus ditumpahin. Tapi males banget buat sekedar buka laptop. Mau nulis di hp, ngga nyaman. Nulis manual, males luar biasa. Hmm.. dasar manusia. Baru ini bisa dan mau nulis. Pas lagi buka laptop (karena ada tugas), ngga terlalu ngantuk, dan ada bahan, hehe..
Kali ini, aku pengen sharing saja sih. Hasil diskusi tadi selama di kelas. Mengeluarkan unek-unek. Berpendapat. Beropini. You name it-lah. Tentang perkembangan teknologi, khususnya gadget, lebih khusus lagi smartphone. Teman-teman generasi 80-90an ini, aku yakin sudah pada punya smartphone. Bahkan mungkin bapak-bapak dan ibu-ibu juga ada yang punya. Terus terang, sejak smartphone semakin mendunia, menyebar hingga lapisan masyarakat menengah ke bawah, hidup itu terasa jauuuhh lebih mudah. Mau apa-apa tinggal klik saja. Contoh, mau belanja, bisa ke online shop, e-commerce, yang tinggal pilih barang, transfer, beres. Terus nunggu barang sampai ke rumah. Transferpun, sejak ada mobile banking jauh lebih mudah lagi. Sudah jarang ya kayaknya antri lama ke ATM, kecuali mau tarik tunai. Kalau transfer, cek saldo, isi pulsa, bayar listrik, dsb itu banyakan yang pakai mobile banking, atau pakai aplikasi bayar-bayar macam Paytren. Dulu juga, kayanya mahasiswa susah bener kalau mau bikin tugas di kampus. Harus bawa laptop yang berat, rental komputer, sekarang? Download saja aplikasi office di playstore, ketik deh di hp. Nanti di rumah baru dipindah di laptop. Atau malah ngga perlu dipindah? Langsung diprint, mungkin?
Hidup sekarang jauh lebih mudah. Sangat mudah. Tapi kenapa masih banyak yang merasa depresi? Masih banyak stress melanda? Harusnya engga dong ya? Kan teknologi sudah banyak bantu pekerjaan. Tapi kenapa?
Sadar ngga sih kalau seiring berkembangnya teknologi, seiring makin canggih fitur-fitur yang ada di smartphone, semakin mengurangi intensitas interaksi sosial kita? Memang sih, teknologi yang mempertemukan dua kawan lama, tapi kenapa dua kawan baru jadi sulit berinteraksi? Mungkin tagline “Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat.” itu ada benarnya. Sering banget aku nemuin, di kafe-kafe, di taman, yang mana di situ ada sekumpulan manusia, yang bertemu untuk berbincang hangat, tapi apa yang terjadi? Semua sibuk dengan gadget masing-masing. Ada undangan rapat nih, ceritanya, baru sampai tujuan, apa yang pertama kali dilakukan? Ambil smartphone! Lalu asyik sendiri-sendiri. Tidak peduli dengan sekitarnya. Lah, terus ngumpul mau ngapain, Om? Mending pulang aja yekan?
Aku sering banget geregetan setiap kali lihat fenomena semacam itu. Yah, ini self reminder and reflection juga sih. Man, human is social being. Manusia itu makhluk sosial. Ngga bisa elu tiap hari, tiap waktu main hp mulu. Terus kapan dong interaksinya? Mau nugas bikin grup kelompok, lah napa kagak ketemu aje? Sempatkan kek, 15-30 menit aja. Come on, guys, let us take a rest just for a while. Ayolah, letakkan dulu smartphone kita ini. Kalau ngga bisa sehari, beberapa jam saja selain waktu tidur. Manfaatkan waktu itu dengan quality time, bincang dengan sahabat, keluarga, lebih produktif berkarya. Kasihani tubuh kita yang setiap detiknya terpapar radiasi dari smartphone. Yuk, bareng-bareng kita bangun lagi interaksi dengan lingkungan sekitar, mengurangi “ketergantungan” terhadap smartphone, lebih produktif lagi: baca buku kek, berkarya, atau iseng ingin jalan-jalan mengamati sekitar sambil menikmati Mcflury, misalnya. Kalau kita terus-terusan fokus sama gadget, lama-lama perasaan kita bakal mati, nurani kita mati, kita jadi apatis. Ngga peduli lagi sama sekitar. Bodo amat dah orang mau ngapain. Lah.. kalau sudah kaya gitu, kita mau jadi apa? come on, dunia sekarang sudah cukup kejam, janganlah kita ikut-ikut menjadi kejam dengan "membunuh" nurani kita. Sedikit saja, sebentar saja lepas dari gadget, membangun kembali interaksi dengan sesama, then you'll survive. Just take a rest, for a while, then you can continue your crazy work. Ya?