Langsung ke konten utama

Let's Move!

Tenang.. ini bukan iklan susu. Karena aku memang mau cerita tentang kepindahanku. So let's get start it!
Sejak awal kuliah, aku embali masuk pesantren. Lokasinya cukup dekat. Sekitar 2 km dari kampus. Dan aku ngontel. Setiap hari. Karena nggabisa dan ngga mau belajar pakai motor. Aku juga terlalu malas mengurur segala tetek bengeknya kalau harus bawa jauh-jauh dari Surabaya ke Jogja. Tinggalnya aku di pesantren bukan asal ngikut saja. Ada banyak pertimbangan:
1. Aku belum tahu sama sekali Jogja itu akan seperti apa. Enam tahun tinggal di pesantren membuatku kurang update tentang dunia luar. Lalu wali kelasku menyarankan untuk tinggal di pesantren sementara. Setidaknya barang 1-2 semester. Kebetulan di pesantren yang kutinggali ada senior selama SMA, jadi aku tidak sendiri. Dua temanku juga memutuskan hal yang sama.
2. Kalau aku langsung tinggal di kos, aku belum tahu standar seperti apa yang kubutuhkan, termasuk range harganya. 
3. Enam tahun hidup bersama teman, tiba-tiba hidup sendiri, tentu sulit, bukan? Karena itu aku butuh adaptasi segalanya haha..
Setahun, aku banyak tidak betahnya di pesantren. Setiap hari adaa saja yang kukeluhkan. Mei 2017, sahabatku pindah ke pesantren lain. Menyusul enam bulan kemudian, temanku juga pindah. Satu senior yang baru kukenal juga pindah, waktunya skripsi lalu menikah. Satu senior sejak SMA pindah kamar, ketua asrama punya kamar tersendiri. Tinggal aku dan satu senior yang baru pindah ke kamarku. Desember-April kami hanya tinggal berdua. Dengan kamar yang normalnya dihuni lima orang.
Apa yang terjadi bulan April? Aku pindah. Januari, akhirnya ayah mengizinkanku untuk tinggal sendiri di kos. Tentu dengan rentetan persyaratan. Baikah, akan kuusahakan semua permintaannya. Lalu aku mulai hunting kos. Sebenarnya aku sudah mengincar satu, di kosan sahabatku sejak SMA juga. Menurutku sudah sangat memnuhi. Kamar mandi dalam, full furniture, wifi, dapur, kulkas. Sebanding dengan harganya. Mengingat aku juga tidak mau terlalu ribet beli banyak barang. Dan alhamdulillah, timingnya pas. Aku pindah, tanteku juga pindah. Pulang kampung dia. Jadi barang-barangnya banyak yang dihibahkan ke aku. Lumayan, hemat beberapa ratus ribu. Tiba hari H, aku kembali dapat kemudahan. Teman-teman di asrama bersedia mengantarkan aku pindah. Dua motor. Membawa koper, rak buku, dan ember. Bodohnya, kasur malah ketinggalan. But it's okay, di sini uga ada kasur hehe.. Aku hemat lagi.
Begitu aku tau April sudah di kos, aku langsung mengambil banyak jadwal. Short Course, hunting tugas. Minggu pertama, entah berapa hari aku pulang di atas maghrib, bahkan isya. Badan rasanya remuk. Weekend hanya bisa tidur. Sempat aku terikir untuk ambil kerja part-time, tapi waktnya sedikit nanggung. Sebentar lagi Ramadan, lalu libur panjang. Mungkin semester depan ya, kalau memungkinkan. Lihat bagaimana besok saja.
Sudah ah. Besok-besok lagi. Aku sudah menulis bahan-bahan yang akan kuceritakan di sini. Ini terkait dengan ketertarikanku beberapa bulan terakhir. Doakan malasku berkurang, hihi.. bye!