Langsung ke konten utama

[Intermezzo] Mau Jadi Apa?

Ini selingan akibat kegabutan sih. Isinya juga antara penting dan engga. Tapi yah, sudahlah..

Waktu itu awal Oktober. Satu bulan sejak aku mulai kuliah. Tugas terus berdatangan. Sekarang dikumpul, nanti sudah dapat lagi. Dikumpul satu nambah seribu ibaratnya. Sekitar 2-3 minggu kemudian juga sudah mulai UTS. Dan kurang dari 3 bulan lagi sudah UAS dan libur semester (lagi). Ini aku sudah semester 5. Fokus setiap kuliah seringkali soal skripsi, magang, kerja, masa depan. Obrolanku dengan teman-teman sudah bukan lagi: 
"Ikut komunitas apa?"
"Main ke sini yuk."
Tapi sudah tentang 4 hal yang kusebut sebelumnya. Terus terang, lama-lama hal ini membuatku pusing. Karena aku masih blank mau kemana, mau jadi apa, dan tetek bengek semacamnya. Memang sih, kata ibu let it flow aja. Kalo soal kerjaan, pasti bakal dapet, yah, semacam di Reply 1988. Dong Il akhirnya harus kerja demi keluarga, Deok Sun yang juga blank soal mimpi juga akhirnya bisa kuliah-kerja. It's just about time. Tinggal gimana prosesnya aja kan? Kalau mengutip dari webtoon We Are Pharmacist, pas Levy juga "salah jurusan", doi bilang, yah kalau memang tersesat yaudah, jalani saja apa yang ada, berusaha sampai akhir. Kalimat-kalimat seperti ini kadang memang bikin semangat. Apalagi kalau aku jenuh pelariannya bisa mainan skincare atau nonton drama, tapi ada kalanya jenuhku sampai titik ini, yang benar-benar merasa, "I'm not as useful as my friends".
Sampai sekarang, aku selalu bergantung sama rumah. Finansial, kebutuhan, everything. Sometimes I think, sampai kapan aku seperti ini? Aku nanti harus bagaimana kalau support ini berhenti? Dengan lifestyle dan cara pandang seperti sekarang, aku sampai merasa harus merasa nyaman untuk bisa stay alive. Aku masih merasa mentalku belum cukup untuk bisa masuk "hutan liar" setelah ini. Aku terlanjur hilang mood untuk produksi fashion, belum sebegitu mahir di dunia skincare, pun juga masih pemula di bahasa Korea (it means I still have to run if I wanna be a translator). What should I do then? Work at beauty company? Sebagai apa? Translator? I'm not that expert. PR? Err.. nggak terlalu tertarik sih. I ever think about being PNS, tapi kalau sudah berkeluarga, aku nggak bisa seenaknya keluar begitu saja, bukan?
Sebenarnya aku pernah baca di suatu nasehat (lupa dimana), kalau kita bertanya-tanya besok bakal makan apa, tandanya kita sedikit nggak percaya sama rezeki-Nya. Kegalauanku ini sudah termasuk hal itu. I wonder what I'm going to be in the future, seolah-olah hidupku belum diatur saja. Padahal kan aku tinggal menjalani ya? :((

Astaghfirulloh...
Mungkin aku perlu semedi sejenak. Rehat dari aktivitas. Mungkin ini waktunya "kabur".
Oke, bhay.....