Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Yes, We Are Together

Beberapa waktu yang lalu, saat aku buka Twitter, aku melihat tweet dari dr. Jiemi, psikiater yang ku-follow, seperti ini: Saat membacanya, aku merasa, wah. Karena terus terang, ini sedikit berbanding terbalik dengan isi seminar yang kuikuti selama ini. Dalam seminar, selalu dikatakan: aku harus sukses, aku harus berhasil, aku harus bla bla bla. Tapi tidak dikatakan, bagaimana menghadapi realita yang mungkin sebaliknya. Seperti, apa ya? Dalam berusaha, kamu harus yakin, tapi juga sisihkan sebagian perasaanmu begitu. Ibarat boleh berharap, tapi tidak 100%. Boleh mencintai, tapi tidak sepenuh jiwa (dalam konteks makhluk). Sisakan sedikit perasaan kalau misalnya takdirmu bukan di tempat itu, nasibmu bukan di sana. Karena bukan hanya sekali, ketika seseorang berharap, seolah hanya mau yang itu, tidak mau yang lain. Bahkan cenderung memaksa. Hingga akhirnya, ketika kenyataan tidak berjalan sesuai bayangannya, dia jatuh, terpuruk, mencapai titik nol. Kuakui, aku juga pernah me