Langsung ke konten utama

Yes, We Are Together


Beberapa waktu yang lalu, saat aku buka Twitter, aku melihat tweet dari dr. Jiemi, psikiater yang ku-follow, seperti ini:


Saat membacanya, aku merasa, wah. Karena terus terang, ini sedikit berbanding terbalik dengan isi seminar yang kuikuti selama ini. Dalam seminar, selalu dikatakan: aku harus sukses, aku harus berhasil, aku harus bla bla bla. Tapi tidak dikatakan, bagaimana menghadapi realita yang mungkin sebaliknya. Seperti, apa ya? Dalam berusaha, kamu harus yakin, tapi juga sisihkan sebagian perasaanmu begitu. Ibarat boleh berharap, tapi tidak 100%. Boleh mencintai, tapi tidak sepenuh jiwa (dalam konteks makhluk). Sisakan sedikit perasaan kalau misalnya takdirmu bukan di tempat itu, nasibmu bukan di sana. Karena bukan hanya sekali, ketika seseorang berharap, seolah hanya mau yang itu, tidak mau yang lain. Bahkan cenderung memaksa. Hingga akhirnya, ketika kenyataan tidak berjalan sesuai bayangannya, dia jatuh, terpuruk, mencapai titik nol.

Kuakui, aku juga pernah mengalami hal serupa. Terlalu berharap, kemudian jatuh. Dan itu cukup menimbulkan trauma. Hingga kemudian, aku memutuskan untuk berpikir logis sebelum mulai menentukan harapan, merancang secara detail sebelum melangkah, meyakinkan diri bahwa, yah, aku akan terus melakukannya meski sesekali ragu. Mungkin aku terkesan terlalu mengandalkan akal, tapi tidak selalu, kok. Aku hanya, apa ya, bersedia berusaha jika aku yakin benar. Karena tidak sekali dua kali, keinginanku yang sampai masa depan hanya berlangsung sesaat. Keinginan membangun brand yang kini meredup, keinginan untuk aktif di Paytren yang melempem, bahkan keinginan untuk terus menghafal yang kini tidak ada kabarnya. Memompa semangat itu tidak mudah. Karena kita harus tau kenapa kita melakukannya, harus tau bagaimana cara mewujudkannya, harus memiliki banyak informasi sebelum mulai melangkah. Sehingga dari situ, kita bisa benar-benar merasa, “Oh.. aku bisa melaluinya. Aku tau apa yang kumau.”

Dalam komentarnya, dr. Jiemi mengatakan, tweet itu bukan untuk melemahkan semangat, konteksnya adalah berusaha sebaik mungkin. Apapun yang dilakukan. Apakah itu sesuai passion atau tidak, apakah nantinya itu akan sesukses orang lain atau tidak, yang penting usahanya. Tidak harus berhasil, tidak harus memenuhi ekspektasi, tidak masalah jika hasilnya mungkin berbeda, tidak masalah. Karena pada akhirnya, kita sudah berusaha, mencurahkan segenap hati, jika toh hasilnya berbeda, tidak apa-apa.

Ada sebuah lagu yang menurutku bagus untuk hal ini. Aku baru tahu lagu ini saat Park Bo Gum menyanyikannya di Asia Tour 2019. Lagu dari Infinite (dalam Infinity Challenge) yang berjudul Yes, We’re Together:
Don’t doubt the path that you’ve walked on so far
Sometimes going on the wrong path makes a new map
Although the path you’re walking alone may seem hard
Walk slowly, you can arrive slowly
Yes, it’s alright, you did well
You endured through the hard days and survived
Don’t lose the dreams you kept
This isn’t it, smiling days will come for sure
It’s alright, you did well
Being lost today will become a past memory
When the cool wind blows, let’s share good stories
(Source: here)
Saat Bogummy menyanyikannya, aku fokus mendengarkan (karena dia meminta demikian), tidak merekam, fokus dengan suara dan lirik lagu yang ditampilkan. Aku nyaris menangis. Lagu ini sangat bagus. Yang kucantumkan hanya sebagian, yang menjadi poin pembahasanku. Di Jakarta, Bogummy menyanyikan lagu ini dengan tenang, tapi saat kulihat rekaman saat dia menyanyikannya di Seoul, dia menangis. Tepat di penghujung lagu, yang berarti, “Aku beruntung memilikimu (fans) bersamaku, mari kita lalui semua ini bersama.” (Source: here)
“Apakah kamu sedang tidak percaya diri? Apakah kamu ragu dengan jalan yang sedang atau akan kamu lalui, bahkan ingin menyerah? Hei, tidak masalah jika kamu berjalan di jalan yang berbeda dengan orang lain. Tidak masalah, jangan ragu. Sungguh. Terkadang, kamu harus memutar untuk tujuan yang sama, bukan? Jika memang jalan yang kamu lalui terasa berat, banyak tanjakan, banyak bebatuan, tidak masalah berjalan perlahan. Berjalanlah perlahan, hati-hati, kamu akan tetap sampai di tujuan, meski membutuhkan waktu. Tidak masalah dengan itu. Setiap orang memiliki waktunya masing-masing. Kau sudah berusaha. Kau sudah melakukan yang terbaik. See? Kamu berhasil melalui jalan yang berat. Kamu berhasil tiba di tujuan meski berjalan (tidak berlari seperti orang lain). Kamu berhasil tiba di tujuan meski melalui jalan yang berputar. Tetap jaga mimpimu, jangan sampai redup, atau bahkan hilang. Semuanya akan baik-baik saja. Kamu akan meraih mimpimu suatu hari nanti, dan tersenyum saat mengingat kembali perjuanganmu. Ketika saat itu tiba, mari duduk bersama, bertukar cerita mengenai perjalanan kita. Mari kita lalui ini bersama. Mari berusaha sampai akhir..” 😊