Langsung ke konten utama

[REVIEW] Along With the Gods 2: The Last 49 Days


Ini aku terlambat sih. Demam "Along With The Gods" sudah dari zaman kapan, aku malah baru nonton. Pas dulu nge-hype, sebenarnya aku sudah berniat mau download. Tapi adaa saja yang menghalangi. Baru ada kesempatan menonton semester ini (seingatku). Lalu mau nonton season 2, baru saja sempat => akibat gabut tidak ada kerjaan. Sebelumnya kuperingatkan, review ini mengandung spoiler, karena aku fokus pada inti cerita. Silakan dipertimbangkan sebelum membaca.

Setelah menonton season 1, aku takjub sama jalan ceritanya. Menarik. Jika saat itu membahas masa lalu Ja Hong (Cha Tae Hyun), maka di season 2 ini membahas masa lalu ketiga pelindung: Gang Lim (Ha Jeong Woo), Hae Won Maek (Ju Ji Hoon), dan Lee Deok Chun (Kim Hyang Gi), dengan perantara peradilan Soo Hong (Kim Dong Wook).

Demi peradilan Soo Hong, Dewa mengutus ketiga pelindung untuk mengangkat Heo Chun Sam, yang selama ini gagal karena dilindungi Sung Ju (Dewa Penjaga Rumah). Gang Lim mengutus Hae Won Maek dan Deok Chun ke dunia manusia untuk mengurus hal tersebut, sementara dia mengawal peradilan Soo Hong. Awalnya, Hae Won Maek dan Deok Chun berniat frontal menyerang Sung Ju dan langsung mengangkat Chun Sam. Namun Sung Ju mencegahnya, mengatakan alasan kenapa dia melindungi Chun Sam, serta bahwa dia mengetahui masa lalu Hae Won Maek dan Deok Chun. Kedua pelindung yang dihapus ingatan masa lalunya kemudian tertarik dan setuju dengan kesepakatan Sung Ju (menunda pengangkatan Chun Sam dan menceritakan masa lalu mereka).

Diceritakan bahwa Hae Won Maek di masa lalu adalah seorang prajurit Goryeo. Diasingkan di sisi utara, dan dikenal dengan Kucing Liar Putih. Sementara Deok Chun adalah gadis 18 tahun (entah Goryeo atau Jurcheon) yang menjadi pelindung bagi anak-anak yatim Jurcheon (?). Keduanya pertama kali bertemu saat Deok Chun diserang Harimau di hutan. Deok Chun mengira Hae Won Maek akan menghabisinya (setelah menyelamatkannya dari harimau) berikut anak-anak yang dilindunginya, namun dia justru mengajarinya cara bertahan hidup. Saat dirasa cukup, Hae Won Maek meninggalkan Deok Chun dan memperingatkannya untuk tidak lagi menuju Selatan (area Hae Won Maek). Namun Deok Chun melanggarnya. Saat itu dia terdesak karena anak asuhnya sakit, dia harus mencari obat. Hae Won Maek sekali lagi menyelamatkannya. Bukannya membunuhnya, dia justru merawat anak sakit itu, bahkan membantu persediaan makanan mereka.

Saat hubungan keduanya mulai dekat, Deok Chun bercerita bahwa orangtuanya meninggal dibunuh Kucing Liar Putih. Namun dia tidak tahu bahwa orang tersebut adalah Hae Won Maek. Hae Won Maek, begitu tahu kisah itu kemudian merasa bersalah. Mendengar kenyataan tersebut, Deok Chun di masa kini marah dengan Hae Won Maek. Tidak terima atas terbunuhnya orang tuanya. Lalu Sung Ju berkata,
"Tidak ada manusia yang tidak baik sejak awal. Hanya keadan saja yang tidak baik. Jadi, saat kau merasa benci, marah, dan tidak bisa mengerti, cobalah untuk membaca dan memikirkan semuanya secara terbalik (lihat dari sudut pandang lain). Itu akan (membuatnya) menjadi masuk akal."

Kembali ke masa Goryeo. Perbuatan Hae Won Maek membantu Deok Chun dkk diketahui oleh Milgnag. Dia segera mengutus pasukan untuk menghabisi Hae Won Maek. Namun Hae Won Maek selamat. Dia segera menuju persembunyian Deok Chun untuk memberitahu bahwa Milgnag mengejar mereka. Anak asuh Deok Chun berhasil kabur, namun Deok Chun tidak berkenan meninggalkan Hae Won Maek. Detik-detik kedatangan Milgnag, Hae Won Maek memberikan baju putih identitasnya sebagai Kucing Putih Liar kepada Deok Chun, menandakan bahwa dialah orang yang membunuh orang tua gadis itu. Deok Chun tidak bisa marah, karena biar bagaimanapun, Hae Won Maek telah membantunya selama ini.

Di sisi lain, selama mengawal peradilan Soo Hong, Gang Lim menceritakan kisah masa lalunya. Bahwa dia dahulu adalah prajurit Goryeo. Ayahnya kemudian mengangkat salah satu remaja (menjadi adik Gang Lim). Gang Lim sedikit tidak menyukai adik angkatnya. Karena setiap kali mereka bertanding, dia selalu menyerang, sementara adiknya selalu bertahan. Hingga suatu hari, Gang Lim mendengar nasehat ayahnya untuk adiknya, bahwa yang paling penting adalah mengetahui gerakan musuh (tidak perlu ikut menyerang jika bertahan saja sudah bisa menang). Gang Lim juga mendengar ayahnya berkata, bahwa alasan dia mengutus adik Gang Lim daripada Gang Lim sendiri adalah, karena Gang Lim akan membawa kemenangan dengan mudah, namun justru berkorban nyawa lebih banyak. Gang Lim geram mendengar "pilih kasih" ayahnya. Hingga dia dendam dengan adiknya.

Suatu ketika, dalam peperangan, ayahnya tewas. Gang Lim diangkat menjadi prajurit utama kerajaan, dan memanfaatkan hal ini untuk mengasingkan adiknya di ujung wilayah. Kisah kelam di sini adalah bahwa saat peperangan, sebenarnya ayah Gang Lim masih hidup, namun dia enggan menyelamatkan beliau. Gang Lim takut, saat ayahnya selamat, justru semakin menyayangi adiknya daripada dia. Karena itu dia membiarkan ayahnya tewas, meski kemudian hidup dalam penyesalan.

Kembali ke masa kini. Perombak tanpa sengaja menghancurkan guci Sung Ju saat merombak rumah Chun Sam. Sehingga Sung Ju harus "pergi". Hae Won Maek masih belum mendapat jawaban tentang alasan Milgnag membunuhnya. Lalu dia melihat tulisan cucu Chun Sam. Teringat olehnya kata-kata Sung Ju. Dan kata Milgnag terbaca sebagai "Gang Lim".

Di masa Goryeo, setelah kepergian Deok Chun, dan Hae Won Maek tengah sekarat. Milgnag datang dan membuka topengnya: Gang Lim. Gang Lim sekali lagi menghabisi Hae Won Maek, lalu Deok Chun kembali dan menyerang Gang Lim. Tapi tidak berselang lama, Gang Lim juga menghabisi Deok Chun. Serangan Deok Chun kemudian membuat Gang Lim roboh. Dan begitulah ketiganya mati bersama

***

Hal menarik yang ingin kubahas di sini adalah, bahwa hidup para pemeran di film ini terkait satu sama lain. Beberapa hari lalu, aku sedang membaca buku Filosofi Teras, dan menemukan kalimat bahwa tidak ada peristiwa yang terjadi secara kebetulan. Semuanya pasti terkait dengan peristiwa sebelumnya. Seperti kehadiran kita tidak terjadi secara kebetulan, melainkan akibat aktivitas kedua orang tua kita di masa lalu. Hal ini juga bisa kita lihat di film ini secara nyata.

Hae Won Maek membenci Milgnag (Gang Lim) yang membunuhnya. Kenapa Gang Lim membunuh Hae Won Maek? Karena dia adiknya. Kenapa dia membunuh adiknya? Karena ayahnya pilih kasih antara keduanya. Kenapa ayahnya pilih kasih? Karena menganggap Hae Won Maek lebih mumpuni. Dan seterusnya.

Gang Lim membiarkan ayahnya tewas. Kenapa demikian? Karena dia takut ayahnya akan berkuasa lagi jika diselamatkan. Kenapa dia takut? Karena ayahnya akan lebih memilih adiknya, dan dia jadi tidak bisa mendapatkan apa yang selama ini (dikiranya) menjadi haknya. Begitu seterusnya.

Deok Chun membenci Kucing Liar Putih? Kenapa? Karena dia yang membunuh orangtuanya. Kemudian diketahui bahwa Kucing Putih Liar adalah Hae Won Maek. Tapi dia memaafkannya. Kenapa demikian? Karena Hae Won Maek telah banyak membantunya selama mengasuh anak-anak. Kenapa Hae Won Maek membantunya? Karena merasa bersalah. Dan seterusnya.

Mungkin rantainya bisa lebih panjang, tapi sepanjang yang kulihat, benar bahwa kita tidak bisa melihat perbuatan seseorang dari satu sisi, sebagaimana yang dikatakan Sung Ju. 
Gang Lim sebenarnya tidak sejahat itu. Dia hanya korban pilih kasih dari ayahnya yang lebih membela adik angkatnya. Karenanya dia membenci Hae Won Maek, bahkan hendak membunuhnya. 
Hae Won Maek juga tidak sebarbar itu membunuh orang Jurcheon. Dia hanya menjalankan perintah (alasan utamanya kenapa aku juga lupa). Dan tanpa dia tahu, dia juga membunuh orangtua Deok Chun. 
Deok Chun juga bisa saja balas membunuh Hae Won Maek saat tahu kenyataannya. Menjadi jahat dengan membalas dendam. Namun dia tidak melakukannya. Kenapa? Karena dia tahu perjuangan Hae Won Maek saat menebus kesalahannya. 
Gang Lim, yang ingatannya utuh selama 1000 tahun dan terkesan jahat, akhirnya juga hidup dalam penyesalan dan rasa bersalah. Akibat "membunuh" ayahnya, adiknya, dan gadis tanpa dosa, yang kemudian menjadi partnernya di alam baka.

Pada akhirnya, sebagaimana kata Sung Ju. Tidak ada orang yang benar-benar jahat di dunia ini. Keadaanlah yang membuatnya memiliki kesempatan untuk jahat. Seperti Gang Lim yang awalnya berbakti pada ayahnya, kemudian memilih untuk membiarkan ayahnya mati (meski tahu saat itu ayahnya masih hidup), karena dia takut, jika nantinya dia akan diabaikan. Keadaan "pilih kasih" membuatnya menjadi "jahat". Keadaan Hae Won Maek saat perang juga membuatnya jahat, dengan membunuh orang-orang Jurcheon. Pun juga keadaan Deok Chun, membuatnya tidak bisa membenci Hae Won Maek, meskipun dia telah membunuh orangtuanya, karena Hae Won Maek telah banyak membantunya.


Sekian.