Langsung ke konten utama

[SHARING] Shopping Time! (Part 3)

Hari ketiga, hari bebas, alias waktunya belanjaa ^^


Tentu saja aku memulai hari dengan lapar haha.. dan beruntung kami masih punya sisa makanan kemarin: aku dengan sisa burger, temanku dengan sisa camilan makan siang. Setelah menghabiskan sisa makanan itu, kami mulai menyusun strategi, menentukan tujuan hari ini, dan bagaimana rute menuju ke lokasi. Tujuan hari ini: Pavilion, Central Market (Pasar Seni), MyDin dekat Petaling, lalu malamnya ke Jalan Alor. Demi menghemat ongkos Grab dan merasakan sensasi lain, aku ingin mencoba Go KL Bus yang memiliki beberapa rute dan disediakan gratis. Setelah mempelajari rutenya, diputuskan tujuan pertama ke Pavilion dengan Grab, lalu menuju Central Market, Petaling Street, dan Mydin dengan Go KL Bus (Purple Line). Saat aku menelusuri rute bus, temanku sempat bingung, bagaimana aku melakukannya? “Google can answer all ur question properly” haha.. Tapi serius.. aku hanya “tinggal melakukannya”. Membuka Gmaps, sambil mempelajari rute bus di website, lalu Gmaps membantu dengan menunjukkan rute bus tersebut. Kalian tinggal mengikuti rutenya, menghafalkan lingkungan sekitar lokasi tujuan, dan boom, kalian tahu-tahu sudah tahu harus bagaimana. Dan kukira, untuk negara-negara dengan transportasi maju seperti ini, hal semacam peta rute transportasi dan informasi biaya atau jadwal akan sangat mudah diperoleh. Yaah.. hitung-hitung agar smartphone kalian berguna, dan bisa membuat pemiliknya ikut “smart😊

Karena tujuan pertama mall, tentu aku berangkat pukul 10AM, menyesuaikan jam buka mall. saat turun dari Grab, aku sedikit bingung, tidak tahu gedung mall yang dimaksud, karena banyak sekalii. Kalau kalian cek di Gmaps, sekitaran Pavilion itu mall semua haha.. aku tahunya kami masuk ke Uniqlo yang memiliki 3 lantai, lalu aku membeli jaket diskon di sana (dapat harga RM39,9 atau sekitar IDR140ribuan). Saat aku memutari mall itu untuk mencari sebuah store, temanku bilang kalau ini Fahrenheit88, bukan Pavilion seperti yang kucari. Astaga.. jadilah kami pindah gedung.

Pavilion ini ramaaaii.. menjelang perayaaan imlek juga sih, ada event gitu dari Lancome. Apa yang kucari tidak ada, tapi aku kemudian tahu kalau di mall ini banyak brand mewah: Guess, Gucci, Charles&Keith, Jo Malone, dan entah apa lagi. Yah, aku hanya melihat saja saat lewat hehe.. paling berfoto di depan gedung, kata temanku itu ikon turis juga.

Selesai urusan di Pavilion, aku menuju Central Market dengan bus. Wah.. busnya juga penuh (meski lebih penuh dan sesak KRL menuju Jakarta di pagi hari haha). Namun sayang, tiba di Central Market saat matahari sedang terik, dan sedang ramai. Menurutku lebih cocok ke sini saat pagi atau sore sekalian. Jadi tidak khawatir terlalu terik (terutama kalau kalian bermasalah dengan terik matahari: sampai pusing). Aku sampai tidak bisa fokus cuci mata, jadi hanya terus berjalan. Jadi merasa bersalah, karena temanku berniat menemaniku cuci mata di sini. Mana kami mulai lapar, karena tidak sarapan dengan baik. Jadilah mencari makan siang, namun karena masuk di Jalan Petaling (Kampung Cina), yaah isinya banyak perbabian. Tapi akhirnya menemukan KFC sih di sudut jalan. Sebelumnya, sempat mampir ke toko oleh-oleh, membeli beberapa (harganya cukup selisih dengan harga asli, jadi kalau tidak kepepet, mending beli di supermarket umum saja). Setelah belanja, lanjut makan di KFC. Satu set ayam+kentang+cola sekitar RM12. Cukup untuk mengganjal perut, dan menurutku ayam dan kentangnya enak (mungkin efek aku lama tidak makan ayam KFC juga sih hehe).

Selesaai urusan perut, lanjut menuju MyDin Kota Raya (open hour 09.30-20.00). Ada loker penitipan berbayar di sini, baik ukuran kecil maupun besar (koper kabin), jadi bawaan kalian bisa aman. MyDin ini seperti pasaraya grosir gitu. Koleksinya banyak, dan harganya jauh lebih murah dibanding di toko oleh-oleh. Jadi kalau budget kalian terbatas, bisa belanja di sini saja. Segala yang umu di jastip-jastip mudah ditemui di sini: Milo Cube-Nugget-Bubuk, Kitkat, Cadburry, Indomie, juga cokelat curah untuk oleh-oleh jumlah besar. Kalau mau survei harga, bisa cek toko online-nya di sini. Oh iya, selama belanja, tetap waspada ya.. karena pengunjung perempuan sepertinya tidak terlalu banyak (apalagi di lantai 2 dan 3), temanku kemarin sedikit takut waktu bayar di kasir, karena sekelilingnya laki-laki semua. Kalau misal bingung cari barang, banyak petugas di berbagai titik kok yang bisa ditanyai. Beberapa merek juga ada sales-nya, kadang ikut jelasin benefit tiap produk hehe.. Lepas belanja, karena bawaan kami berat sekali (setidaknya ada 5kg Milo bubuk), kami segera order Grab dan pulang.

Sampai di hotel, capek betuul.. bawaan banyak dan berat, dan aku nombok banyak haha.. terlalu kalap. Selanjutnya, mari mencoba menyusun bawaan di koper -> yang berujung nyicip setiap belanjaan yang kubeli haha..

Sorenya, sekitar pukul 6PM, bertepatan dengan perut yang mulai demo, aku menuju Jalan Alor. Tadinya niat jalan kaki karena hanya 1km dari hotel, sayang temanku agak capek, jadi kami naik Grab. Daaan.. sebuah kejadian konyol terjadi haha.. kami lupa tidak membawa portable wifi *lmao*. Dan saat sadar sudah di Grab. Sempat meminta balik, namun terjadi miskomunikasi, jadi kami bablas langsung ke Alor. Jadilah kami, budak konten dan budak internet ini, harus berusaha agar bisa makan dengan damai lalu kembali ke hotel dengan selamat. Bagaimana mencari makanan halal di Alor? Mudah, karena banyak yang mencantumkan tulisan halal di sana. Atau kata temanku, “masuk saja di tempat yang terdapat mbak berjilbab”. Tapi kalau kalian memakai kerudung, penjaja makanannya yang akan memanggil kalian. Yah, meski kemarin sempat ada yang kurang ajar, menghina penampilanku dan temanku yang berbanding terbalik. Karena temanku sudah ngidam nasi dan penyetan, kami jadi makan itu. Dan cukup mahal haha.. RM13 untuk nasi ayam penyet, setara IDR50ribu. Tapi yah, bagaimana? Rata-rata memang segitu. Eh tapi kalau kalian segitu inginnnya makanan Indonesia, ada Geprek Bensu yang buka di dekat Jalan Alor. Sayang aku dan temanku terlambat tahu..

Masalah selanjutnya: bagaimana kami pulang? Di sini, aku sangat berterima kasih kepada Gmaps yang bersedia tetap berfungsi meskipun tidak ada internet sama sekali. Tadinya kami hendak numpang wifi di KFC dekat situ, tapi ya sudahlah, pulang saja. Kenapa tidak naik taksi konvensional? Yah, nanggung saja sih, dan tidak terlalu kepikiran. Jadi kami jalan mengandalkan maps dan feeling, apakah jalannya benar, apakah bisa lewat sini. Yang sedikit tricky adalah, karena melewati jalan besar, aku tidak tahu apakah boleh menyeberang begitu saja, jika tidak ada jembatan penyeberangan atau zebra cross. Jadilah aku memutar sedikit lebih jauh demi naik jembatan penyeberangan. Dan begitu senang ketika akhirnya melewati Berjaya Times Square <- sudah dekat hotel.

Tiba di hotel, aku teler. Lelah, pusing, dan deg-degan. Lalu kembali melakukan perhitungan dengan sisa uang, mengepak bagasi, dan merencanakan untuk besok. Mengingat uangku yang sudah habis-habisan, aku mengusulkan agar untuk airport transfer besok bisa menggunakan bus, karena selisihnya cukup jauh jika dengan kereta (RM12 vs Rm55). Dan karena penerbangan pukul 12PM, kami harus bersiap sejak pukul 8AM, menghindari macet.

Besoknya, kami bangun lebih awal, pukul 6AM. Mandi, bersiap, mengepak kembali bawaan di koper, dan sarapan Indomie cup yang dibeli semalam di Alor. Saat semua sudah siap, aku check-out [terima kasih kepada sistem deposit di hotel, dengan ini, meski uangku sudah habis, aku masih punya cadangan dari uang deposit haha] dan memesan Grab. Padahal itu sudah pukul 8AM ya, tapi driver bilang, kami pagi sekali menuju KL Sentral *lol*.

Tiba di KL Sentral, menuju loket bus, membeli tiket, dan segera naik bus. Aku mengandalkan ingatan dan feeling saja untuk menuju ke loket. Satu jam perjalanan -yang kuhabiskan dengan tidur-, aku tiba kembali di KLIA2. Temanku mampir di Bread Talk dan The Body Shop, aku membeli Subway (sedikit bingung dengan cara memesannya, karena kita custom isian). Lalu check-in dan memasukkan bagasi. Rencana awal, kami membeli 20kg, dibagi 2 sama rata. Karena bawaan temanku bertambah banyak, dia beli lagi 5kg, dan ternyata bawaan kami sebanyak itu. Bagasiku jadi 8kg, temanku 13kg. lalu temanku makan siang (aku cukup dengan Subway). Pesawat terbang dan tiba tepat waktu. Karena beberapa pertimbangan, aku pulang ke rumah nekat dengan motor, bukan taksi mobil. Yah, mdengan hujan-hujanan tentu saja. Tapi syukur bisa tiba dengan selamat, dan mengakhiri perjalanan dengan senaang 😊

Sudah? Begini saja?
Tentu tidak hehe.. masih ada satu bagian lagi minggu depan, tentang beberapa tips perjalanan ^^





[Part 3: Shopping Time!]
Part 4-end: Untill We Meet Again, KL (Eits, ada serba-serbi ^^)