Langsung ke konten utama

[SHARING] Until We Meet Again, KL (Part 4)

Berapa yang diperlukan untuk trip ke Kuala Lumpur? Pilih hotelnya dimana ya? Sewa mobil atau ikut tour? Apa saja yang harus disiapkan? Oh iya, internetnya? In case you’re wondering, aku akan jawab pertanyaan sejenis dalam tulisan ini. Kita mulai dari awal ya..

Mencari tiket pesawat
Untukku, perjalanan ini mendadak dan tidak. Mendadak, karena penentuan tanggalnya asal. Tidak, karena beli sejak Maret 2019 untuk keberangkatan 2020 (saat tiket pesawat belum naik drastis dan saat AirAsia bisa pesan hingga setahun berikutnya, sekarang kukira hanya maksimal 6 bulan setelah masa promo). Aku tergoda untuk trip ke Singapura, namun masih banyak ragu, lalu temanku tiba-tiba mengirim nota pembelian tiket pesawat untuk 17-20 Januari 2020 haha.. pulang pergi hanya IDR600ribu. Aku yang saat itu sedang ada rapat, segera menelepon ibu dan minta izin (sekaligus meminjam uang, karena rekeningku kosong). Oh iya, aku sudah dalam posisi punya paspor, dan masih aktif sampai tahun 2021. Jadi aman-aman saja minta izinnya, apalagi dengan teman yang sudah dikenal. Tidak lama setelah itu, harga tiket pesawat naik cukup drastis, dan promo-promo AirAsia tidak bisa digunakan hingga setahun ke depan. Tapi tidak masalah. Temanku (yang sempat bekerja di AirAsia) bilang, dalam setahun, setidaknya 3-4 kali maskapai murah ini mengadakan promo. Salah satunya (sekitar) bulan Maret. Atau bisa di-follow saja akun media sosialnya.
Setelah membeli tiket ini, aku mulai mengumpulkan uang. Lamaaa sekali baru kami membicarakan ini lagi. Kalau tidak salah sekitar November 2019 baru dibicarakan lagi selanjutnya bagaimana.

Bagasinya bagaimana?
Hmm.. soal ini kalian bisa mengatur sendiri. Aku kemarin hanya mendapat jatah bagasi kabin, yang dihitung adalah koper ukuran maksimal 20inchi. Dan karena tahu bakal membawa oleh-oleh saat pulang, kami iuran bagasi. Beli pertama 20kg dibagi 2 sama rata (kemudian temanku nambah 5kg). Kebetulan AirAsia punya kebijakan, bisa sharing bagasi (tidak dalam 1 koper besar) selama nomor penerbangannya sama. Jadi bagasiku kemarin atas nama temanku, dan selamat sampai Surabaya kembali. Bagasi 20kg sekitar IDR300ribu, jadi per orang membayar sekitar IDR150ribu. Kalau kalian sudah bisa mengira-ngira butuh berapa banyak, bisa pesan lebih dahulu, jatuhnya lebih murah daripada membayar di konter check-in.

Hotel di Kuala Lumpur?
Bagian hotel ini kebetulan jatahku yang menentukan. Temanku hanya bilang, harus di Bukit Bintang, agar lebih mudah mencari makanan halal. Tapi, yah, Bukit Bintang luaaass. Kriteria selanjutnya tidak banyak, yang penting murah dan nyaman. Tadinya aku mencari lewat booking.com, namun sedikit sulit pembayarannya karena perlu jaminan kartu kredit. Jadi kembali ke Traveloka haha.. aku memberikan beberapa pilihan pada temanku, dengan harga rata-rata untuk 3 malam IDR800-900ribuan. Dan terpilihlah Hotel Ceria, di belakang Berjaya Times Square. Kamar dengan kasur king size (bukan twin bed) tanpa sarapan (karena promo dan memilih yang termurah). Untuk memilih ini, aku juga terbantu dengan Gmaps yang menampilkan lokasi hotel dan sekitarnya dengan baik. Jadi setidaknya aku tahu hotel ini dekat dengan mall dan banyak tempat makan dis ekitarnya, meski kurang mengerti akses jalannnya seperti apa. Sebelumnya, temanku sempat menginap di Hotel 99 (di Bukit Bintang juga). Akses jalan raya tepat di depan hotel.

Tiket sudah, Hotel beres. Bagaimana dengan rencana perjalanan?
Dengan pengalaman temanku yang sebelumnya hanya mengandalkan Grab (dan cukup boros, apalagi hanya berdua nantinya), maka dia menunjukkan kontak penyedia jasa taksi Malaysia (Teksim) yang bisa disewa (dari Youtube Permesta Dhyaz). Di videonya, dia masih kena tarif RM250. Tadinya, aku mengira ini tarif per orang haha.. Makanya sempat mencari alternatif lain yang lebih murah. Namun setelah browsing sana-sini, harga ini sudah best deal dengan tujuan serupa. Saat temanku menghubungi nomornya, driver menyebutkan tarif RM300 sekali sewa dengan tujuan: Batu Caves, Genting Highland (termasuk toko cokelat premium dan kebun strawberry), KL Tower, dan KLCC (Petronas dan Aquarium). *Belum termasuk tiket masuk kebun, KLCC, KL Tower, dan gondola yaa.. sudah termasuk antar-jemput ke hotel. Jatuhnya, per orang hanya membayar RM150 untuk transportasi. Driver juga ramah dan banyak menjelaskan tentang lokasi wisata atau tentang Kuala Lumpur. Bahasanya campur: Inggris-Melayu. Tapi kukira kalian akan paham. Aku sih iya-iya saja saat beliau bicara haha.. Mobilnya juga nyaman, seperti Avanza (tapi bukan Avanza) jenis lama.

Kenapa harganya kubilang lebih murah? Karena kubandingkan dengan tarif sewa mobil: mulai RM120 tanpa driver dan RM300 dengan driver (hanya 6 jam kukira). Sekalipun ikut group tour (aku mendapat informasi di senoritatravel.com) dengan tujuan yang sama (Batu Caves dan Genting Highland), per orang jatuhnya RM195. Selisih lumayan kan? Oh, dan keuntungannya lagi, pembayaran dilakukan di akhir, setelah perjalanan selesai. Dan tidak ada DP apapun. Jadi kalian tidak ada rugi apapun di awal. Temanku sempat tidak yakin, karena masih dirasa mahal, tapi yah, daripada kami harus naik transportasi umum, ini akan lebih baik hehe.. <- begini saja sudah kelelahan, apalagi naik transportasi umum. Temanku juga terlihat senang. Karena saat kunjungan sebelumnya, hanya jalan-jalan biasa, tidak berwisata begini.
Tapi kalian bisa atur kembali rencana perjalanannya. Ingin yang seperti apa? Kalau hanya di kota saja, bisa memaksimalkan transportasi umum (kalau ingin hemat). Aku tidak bisa memberi masukan tentang kartu transportasi di Kuala Lumpur ya.. karena aku tidak menggunakannya. Mungkin dalam perjalanan berikutnya aku akan menggunakan ini. Tapi saat ini banyak sekali aplikasi yang dapat membantu perjalanan ke luar negeri. Salah satunya Klook. Airport transfer, paket internet, tiket atraksi bisa kalian pesan sebelumnya. Jatuhnya sedikit lebih murah, dan pembayaran menggunakan rupiah. Jadi kalau rencana perjalanannya sudah pasti, akan sangat membantu kalian saat di lokasi tujuan. Untuk perjalanan di Asia dengan negara-negara lazim, Klook banyak mendukung.

OH IYA.. INTERNETNYA GIMANA?
Tenaang.. saat ini teknologi sudah maju sekali. Sepertinya sudah menyadari bahwa internet menjadi kebutuhan wajib nomor 4 umat manusia, dan tidak sedikit yang memiki satu gawai yang membutuhkan koneksi internet (sehingga paket roaming saja tidak cukup). Tadinya aku juga hanya memiliki dua opsi itu: SIM lokal atau roaming. Tahunyaaa.. temanku sudah mempersiapkan passpod a.k.a pocket wifi. Yang kalau untuk sharing sangat muraaaaahh daripada roaming. Banyak sekali pilihannya. Kemarin kami pakai WifiRepublic, ada lagi yang kutahu JavaMifi. Satu pocket wifi biasanya unlimited dan bisa digunakan hingga 5 device. Untuk tujuan Malaysia kemarin kena IDR50ribu/hari, jadi total IDR200ribu dibagi 2 sama rata. Oh iya, ada depositnya biasanya, sekitar IDR500ribu. Kalau WifiRepublic juga tambah ongkir, sementara JavaMifi kulihat ada beberapa outlet di bandara besar, jadi bisa diambil di bandara.

Sudah, apa lagi ya? Persiapan khusus?
Hmm.. tidak ada hehe.. Dokumen penting yang jelas: Paspor. Untuk barang bawaan, secukupnya saja. Yang jelas masing-masing pakaian membawa 2 buah, untuk cadangan. Lalu untuk bawaan kabin, jangan sampai ada cairan lebih dari 100ml. segala skincare-bodycare, kalau tidak dipindah ke kemasan travel size, ya pakai versi mininya. Meskipun tinggal 50ml, kalau botolnya 200ml, bisa kena sita petugas. Untuk jaga-jaga juga, bawa bag lebih ya, bisa untuk baju kotor atau tas cadangan, dan satu tas plastik. Atur saja enaknya bagaimana. Karena menurutku pasti perlu hehe.. Dan yang paling utama: Tolak Angin (atau Antangin). Ini obat sakti segala jenis cuaca dan kondisi. Capek, jetlag, minumnya ya ini hehe.. karena akan sulit mencarinya, atau sekalipun ada, harganya cukup mahal. Termasuk koyo kalau kalian cepat capek ya. Yah.. pokoknya obat-obatan harus ada!
  • Paspor
  • Uang tunai secukupnya (mata uang negara tujuan dan IDR/USD, sisanya di kartu debit saja)
  • Skincare-bodycare-make up kemasan mini
  • Bag tambahan (1 tas biasa, 1 tas anti air/plastik)
  • Obat-obatan (obat masuk angin, koyo, minyak kayu putih, dan sebagainya seperlunya)
  • Baju hangat (dipakai di pesawat)

Bisakah menerapkan less waste-travelling?
Bisa dong! Kalau kalian mau hehe.. Kebetulan aku kemarin juga didukung untuk melakukan ini. Di hotel tidak disediakan AMDK (air mineral dalam kemasan), sebagai gantinya, ada dispenser di setiap lantai dengan air dingin dan panas. Jadi aku bisa isi ulang tumbler di sana. Tidak ada toiletries juga, jadi aku memakai semua alat mandiku sendiri. Sabun dan shampo juga yang model refill. Aku hanya nyampah saat jajan di luar, yang sedikit sulit dihindari. Ah, dan sampah disposable menspad, karena aku kesulitan jika harus menggunakan reusable dan masih tricky dengan menscup. Tapi selebihnya, kalian bisa less-waste kalau mau 😊



Kukira cukup ya? Semoga bisa menjadi referensi untuk kalian yang ingin bepergian. Sampai jumpa di perjalanan berikutnya ^^




[Part 4-end: Untill We Meet Again, KL]