Langsung ke konten utama

Aku dan Perjalanan 22 Tahun dalam Hidup

Beberapa hari lalu, aku menyadari pertambahan usiaku. Sudah kepala dua, memasuki fase baru, dimana aku akan bergelut lebih jauh dengan kehidupan ini. usia dimana aku mulai membentuk pilihan, beradaptasi lebih jauh, mengenal lebih jauh mengenai diri sendiri. Terus terang, setahun terakhir merupakan waktu yang cukup berat kulalui. Aku mulai mengenal stres, tertekan, ekspektasi lebih, meski tidak dapat dipungkiri, hal itu juga sebanding dengan pengalaman yang kudapat. Dalam masa itu juga, aku mengenal dan belajar banyak hal. Less-waste, slow living, minimal life, hingga mindfulness. Sedikit demi sedikit, aku mencoba menerapkannya di kehidupan sehari-hari. mengurangi belanja impulsif, memaksimalkan fungsi barang, meredam konsumsi sampah, dan mencoba untuk lebih tenang (ini yang paling sulit). Dalam prosesnya, aku banyak dibantu oleh beberapa influencer: mas Adjie, mbak Atit, dr Jiemi, serta beberapa akun Youtube seperti One Meal a Day, Haegreendal, Hamimommy, dan Heejo.

Aku masih belum berubah banyak, masih lebih suka di rumah, menghabiskan waktu dengan sosmed, sesekali menulis untuk blog, belajar hal baru dari internet -sedikit sekali waktu membaca buku-; masih lebih suka jalan-jalan sendiri, tapi tidak menolak jika bersama teman-teman selama lokasinya menyenangkan -apalagi jika sambil berbincang banyak hal, bukan bergosip-; meski suka menjelajah, aku tetap kurang menyiukai tempat yang menantang, karena itu berarti aku harus memforsir tubuhku, dan membuatku kelelahan lebih cepat; dan aku masih tetap datar, baik dalam ekspresi maupun reaksi, ini mengundang banyak protes, tapi percayalah, aku mungkin hanya bingung hendak memberikan reaksi apa; terkadang aku juga lebih suka mendengarkan teman-temanku bercerita, mengenai mimpi, harapan, atau sesederhana apa yang sedang mereka kerjakan. Namun beberapa bulan terakhir, aku menambah hobi baru: memasak. Tentu yang tidak menyulitkan, mengingat aku masih menggunakan dapur bersama. Di awal aku memulainya, aku masih menikmati masakanku sendiri, namun kini sedang mencoba agar teman-temanku bisa merasakannya. Dan senanglah aku begitu mereka menikmatinya ^^ Aku juga sedang belajar untuk selalu berbenah, segera merapikan barang begitu selesai dipakai, membersihkan kamar secara berkala, dan memilah barang-barang yang sekiranya tidak lagi dipakai. Tentu saja tidak mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin. Pelan-pelan aku mencobanya. Karena aku masih malas untuk olahraga, maka aku mencoba mengatur kualitas makanku, memastikan aku mengurangi konsumsi makanan kurang sehat. Masih banyak trial and error, tentu saja. Bahkan mengatur jadwal untukku berjemur saja cukup sulit -karena aku jarang keluar rumah-. Ditambah sekarang aktifitas fisikku tidak teratur (tidak setiap hari pergi seperti tahun sebelumnya). 

Mengingat tahun lalu aku sempat mengalami kesulitan dengan emosiku, maka aku terus belajar untuk lebih mengelola apa yang kurasakan. Belum teratur, masih seingatnya saja. Tapi aku terbantu dengan lebih banyak aktivitas di rumah, aku sedikit mengurangi bergosip. Sebisa mungkin aku lebih bertanya kabar teman-temanku daripada berpikir yang kurang baik. Keasyikanku belajar hal baru juga membuatku sedikit melupakan hal-hal lain yang berpotensi mengganggu. Dampaknya, aku cenderung menghindari konflik demi menghindari stres. Tentu hal ini kurang baik untuk jangka panjang. Aku masih terus belajar.

Apa inti tulisan ini? Mungkin aku ingin menyampaikan, hidup terus berlanjut, akan jadi apa kita ke depannya tidak selalu merupakan hasil dari apa yang kita lakukan hari ini. Aku dulu sama sekali tidak mengira akan suka memasak, berbenah rumah, atau menerapkan less waste living. Impianku terus berubah, tergantung bagaimana sudut pandangku saat itu. Jadi kita bisa jadi juga akan terus berubah, terus mencari versi ternyaman dalam diri kita. Dalam prosesnya, tentu akan ada banyak hal yang terjadi. Jalanan di negeri ini saja tidak semuanya mulus, bukan? Memang ada tol, tapi juga ada jalana aspal, jalan paving, hingga jalan berbatu yang berpotensi merusak ban kendaraan. Entah apapun yang akan aku -dan kita- hadapi, aku berharap kita akan baik-baik saja. Entah berjalan atau berlari, mari kita menikmati perjalanan ini :)