Langsung ke konten utama

[SHARING] Menyusuri Jalanan Bangkok (yang panas!)

Good morning day 2 ~

Pagi pertama, sarapan pertama. Biarpun itinerary berkata jam 7 sudah harus berangkat, tapi kalau jam 6.30 baru bangun, mau bagaimana lagi, ya kan? Mandi, siap-siap, dan bersiap sarapan. Aku bawa Fukumi dari Indo, selain untuk berhemat, mau coba juga sih, sepraktis apa, karena klaimnya kan bisa diseduh seperti Pop Mie tuh. Tapi hari pertama sudah gagal rupanya: kebanyakan air. Jadi setelah cukup matang, aku harus buang airnya dulu. Yah, jadi nasi basah sih hehe.

Lauknya darimana? Kubeli di 7-11. Tapi dasar masih bingung ya, yang kulihat masih stok nonhalal. Jadilah cuma beli telur rebus dan pisang saja. Sarapan yang sungguhan sederhana (dan hemat karena cuma habis 27 baht). Note: kalau nggak bawa Fukumi juga masih aman kok. Di 7-11 ada nasi instan, tinggal microwave dan beli lauknya aja. Aman kalau perginya masih di Asia, mah. Yang susah kalau pergi ke Eropa/Amerika yang sulit beras, sementara kamu tim “bukan makan kalau tidak ada nasi”, sepertinya akan membantu kalau bawa nasi instan seperti Fukumi ini.

Sudah jam 8, let’s go kita berangkat!

Stop 4: Wat Arun

Untuk menuju lokasi ini, ada beberapa cara: jalur darat dan jalur sungai. Tapi lagi-lagi, sudah di Bangkok masa iya nggak mencoba naik kapal dan menikmati sungai Chao Praya? Jadi aku pilih jalur sungai. Dari hostel naik BTS menuju stasiun Saphan Taksin, dimana stasiun ini terintergrasi dengan dermaga (jalan saja dari exit 2, ada papan petunjuknya kok). Akan ada beberapa loket di dermaga ini. Kalian bisa dekati petugas setempat (yang pakai seragam ya, selain itu akan menawarkan sewa boat), lalu tanyakan tujuan kalian. Kalau aksennya sulit, di loketnya ada peta dalam bahasa Inggris, kalian bisa juga tunjuk mau kemana, nanti akan diarahkan loket yang benar.

Tujuan ke Wat Arun bisa menggunakan Blue Boat (hop on-hop off boat) dengan tarif sama rata (30 baht) atau Orange Boat (16 baht). Aku pakai yang kedua dan diberitahukan jadwal kapal di 9.15. Setelah beli tiket, perhatikan baik-baik ya di ruang tunggunya. Pastikan memang menunggu Orange Boat, bukan kapal lain. Hal yang menyenangkan dari transportasi umum di Thailand adalah petugasnya dimana-mana: di loket, di dalam kendaraan, dan di halte secara umum. Mereka sungguhan cek tiket dan menanyakan tujuanmu, jadi tidak perlu khawatir salah masuk bus/kapal. Perjalanan ke Wat Arun dengan kapal tidak lama, sekitar 15-20 menit saja, jadi nikmati waktu kalian di kapal.

Wat Arun ini tujuan wisata, jadi pasti akan ada 1-2 rombongan yang bareng kalian saat sampai di lokasi. Jadi ikut saja kemana orang-orang ini menuju untuk tau dimana loketnya. Tiketnya cukup murah, 100 baht saja (dibandingkan Wat Pho 200 baht dan Grand Palace 500 baht - keduanya ada di seberang Wat Arun). Tapi memang harga sebanding dengan lokasi sih haha.. Tempatnya kecil, seingatku nggak ada museumnya (pondok-pondok kecil di sekitar temple diisi biksu lagi ibadah), tambahkan cuacanya panas silau, aku makin nggak punya alasan untuk bertahan lama-lama. Cukup keliling, berfoto, lalu sisa waktunya kuhabiskan duduk di cafe sambil minum Thai Tea.



Sekali lagi, Wat Arun adalah tujuan wisata. Kalian akan banyak menemukan rombongan dari berbagai negara. Sebut saja Korea, Jepang, hingga Indonesia. Kalau diingat-ingat, mirip Candi Borobudur/Candi Prambanan deh. Candi, rombongan, deretan toko oleh-oleh, dan pedagang menawarkan dengan bahasa turis. Kalau kalian mau tau penjelasan tempat wisatanya, bisa coba walking tour, ini lazim di tempat wisata, jadi hanya sewa guide-nya di tempat tertentu, tidak harus full package (cek di sini).

Merasa cukup di Wat Arun, saatnya menuju lokasi berikutnya~

Stop 5: Thammasat University

Sebenarnya ini rute tambahan karena mumpung searah, juga karena aku mau tau lingkungan kampus di Thailand seperti apa hehe..

Dari Wat Arun, kita menyeberang lagi, menuju Pier Tha Maharaj yang paling dekat dengan kampus. Kali ini aku naik Blue Boat (hop on-hop off boat) seharga 30 baht. Turun di dermaga, jalan kaki 850 meter. Tapi setelah sampai di titik, ini mengarahkan aku untuk riil masuk di area kampus haha.. Karena aku belum berani (takut terlihat bingung dengan arah), jadilah aku terus jalan mengelilingi area luar kampus, sambil cari bus stop untuk ke tujuan berikutnya. Dan hei, lihat yang kutemukan: papan nama kampus! Ini yang kucari-cari. Tanpa berlama-lama, langsung saja ambil swafoto, lalu kembali jalan menuju bus stop.

Sungguhan aku jalan jauh sekali sampai salah halte, menyeberang jalan besar, dan salah naik bus. Jangan lupakan juga kalau kondektur tidak tahu stop yang kutuju (dia terlihat hanya mengira-ngira berdasar peta yang kutunjukkan). After a long journey, here we go..

Stop 6: Tofu Skincare

Mumpung di Bangkok, sekalian open jastip tipis-tipis lah ya. Sebagaimana dalam video Tiktok yang kutonton, isi toko ini 90% jastipers, dimana sebagian besar warga Indonesia haha.. Mereka sungguhan live dan bawa keranjang besar-besar. Tapi sesi ini aku masih lihat-lihat dulu, cek ombak, ambil foto untuk katalog. Puas lihat sekeliling, saatnya makan.

Sekilas info: Tofu Skincare menerima pembayaran dengan kartu, rates-nya juga bagus. Cuma ada tambahan charge 3%. Kuharap kalian berhati-hati dengan kartu pembayaran kalian, karena di sini tidak butuh pin/tanda tangan. Jadi mudah sekali dipakai siapapun. Plus kalau belanjaan kalian hanya sedikit, lebih baik beli di toko lain (Watsons, toko lokal, dll), karena antriannya cukup menguras waktu. Harganya kalau satuan tidak beda jauh kok.

Sayangnya tempat makan sekitar Tofu banyak menu pork :”). Mungkin ada ya yang masuk-masuk gang, tapi aku sedang tidak ada energi untuk blusukan. Jadi aku harus puas dengan mango sticky rice. Padahal menu ini relatif aman, tapi penjualnya masih memasang logo halal besar-besar, sebesar porsi yang mereka kasih. Harganya lumayan ya, 100 baht. Setelah bayar, aku kembali jalan dan jalan, sampai tiba di..

Stop 7: Platinum Fashion Mall

Tapi sebelum masuk, minggir dulu ya di tepiannya, isi tenaga dulu (baca: makan ketan mangga). Wow, ternyata ketan mangga ini enak. Kombinasi saus putih, taburan, dan mangganya di luar nalar. Nggak salah sih kalau Thailand diklaim punya mangga paling enak. Mango lovers, I dare you to try any mango in this country :)

Tenaga terisi, saatnya keliling lagi. Standar sih, lihat-lihat December’s, toko baju yang lagi-lagi isinya 90% jastipers, tapi kali ini dari berbagai negara. Wajar sih, barangnya bagus, variannya banyak, dan murah meriah. Kukira brand di dalamnya ya punya December’s gitu, ternyata tidak juga. Seperti Matahari, mungkin? Ada banyak brand dan barang no brand di dalamnya. Dan yah, termasuk fast fashion.

Kalau Platinum Mall-nya sendiri, mirip Pasar Tanah Abang mungkin ya? Riil gudangnya fashion. Lalu di depannya ada street food area dengan banyak stall berlogo halal. Tapi tentu, karena di area turis, harganya bisa 2x lipat dibanding kedai pinggiran biasa. Sebut saja Pad Thai, ini 180 baht per porsi. Isinya banyak sih, tapi buatku jadi terlalu banyak.

Sekilas info: tersedia prayer room di Platinum Fashion Mall. Lantai 2 untuk perempuan, lantai 5 untuk laki-laki. Kecil, bersih, nyaman, dan dingin di tengah panasnya Bangkok.

Stop 8: centralw0rld & Big C Supercenter

Jelang malam, aku berpindah ke Siam, lihat sekeliling centralw0rld (yang tidak pernah sepi) dan cek Big C Supercenter untuk katalog jastip. centralw0rld ini mall megah nan mewah, ada Apple Store gede banget dan tenant mall-nya banyak yang bermerek (kalau Dior sampai masuk Departement Store-nya, sudah mewah lah ya). Tapi aku numpang ngadem dan sholat saja di sini. Ada prayer room di Ground Floor, satu ruang untuk lagi-laki dan perempuan. Lagi, ruang ibadah yang kecil, bersih, nyaman, dan dingin.

Kalau Big C Supercenter ini, mirip Hypermart/Superindo mungkin ya. Supermarket besar dengan banyak kategori dari merek lokal, impor, sampai kebutuhan sehari-hari. Bisa sih groceries shopping di sini, asal tahan dengan antriannya. Dan, yah, karena produk jajanannya sangat banyak, makanya cocok untuk oleh-oleh dan jastip. Ada pojok halal juga untuk kalian yang ragu apakah produknya halal/tidak.

Sekilas info: di Big C menerima pembayaran dengan kartu, verifikasinya tidak dengan pin, tapi dengan tanda tangan (it’s been a long time since I saw someone paid with card and give a sign haha). Terus, kalau kalian belanja sampai 2000 baht (bisa akumulasi) bisa mengajukan VAT refund di loket layanan pelanggan. Lumayan ya cashback barang beberapa puluh-ratus baht.

Jam 9 malam, saat kakiku sudah hampir patah karena terlalu banyak berjalan, aku memutuskan pulang.


Pengeluaran Day 2: 1055 baht (est 475 ribu rupiah)

  • Telur dan pisang 7/11 27 baht
  • Orange boat ke Wat Arun 16 baht
  • Tiket masuk Wat Arun 100 baht
  • Thai tea di Wat Arun 75 baht
  • Blue boat ke Tha Maharaj 30 baht
  • Bus ke Tofu Skincare 20 baht
  • Mango sticky rice 100 baht
  • Pad Thai 180 baht
  • Fanta 60 baht
  • Personal shopping 447 baht