Langsung ke konten utama

[SHARING] Last But Not Least: Bangkok Edition

Sebelumnya aku minta maaf karena unggahan ini terlambat jauh (2 bulan sejak tulisan terakhir, 4 bulan sejak trip berlangsung). Tanpa berlama-lama, mari kita mulai..

Hari keempat aku cenderung lebih santai. Tidak ada target tertentu. Hanya packing, cek titipan dan belanjakan mana yang belum, lalu bersantai. Sarapan? Tentu saja nasi Fukumi dan apapun-yang-kutemukan-di-7/11 hehe.. Kali ini aku menemukan sarden halal. Jadi let's try ? *aku lupa foto kemasannya, karena setelah dibuka langsung dihangatkan di microwave hostel. Foto pun kurang jelas ya hasilnya. Tapi enak! Lumayan ya untuk variasi lauk (selain tempura/sosis).

Jam 9, aku memutuskan check-out.

"Lah katanya mau belanja?"

Yeah, karena itu kopernya kutitip ke resepsionis, jadi aku cukup bawa tas belanja dan barang berharga (read: dompet dan paspor) saja. Mereka bersedia kok, selama ada catatan barang atas nama siapa dan kira-kira akan diambil jam berapa. And it's 100% free!

Stop 13: Tofu Skincare, Platinum Fashion Mall, Big C Supercenter

Sungguhan, sejak keluar hotel sampai sore, aku hanya berkutat di tiga tempat ini. Dari hotel naik bus menuju Tofu Skincare, belanja titipan, jalan menuju Platinum, belanja lagi, makan siang, dan menuju Big C Rachadamri. Hal yang menarik selama bolak-balik ini adalah menu makan siangku. Siapa sangka aku akan menemukan beef noodle halal? Bentuknya warung tenda, pas banget di samping Tofu Skincare.



Ada beberapa varian menu, tapi kupilih beef noodle. Isiannya cukup ramai: mi, tauge, daging, bakso, dan sayur. Kesannya aneh ya, cuaca Bangkok sepanas itu, malah makan sup panas. Tapi percaya deh, karena supnya kaldu, jadi cukup segar. Seporsi ini hanya 70 baht - seingatku ini jadi makanan termurahku selama di Bangkok.

Sore usai belanja di Big C Rachadamri, aku menuju Lumphini Park dengan bus. Di Bangkok ada 2 taman yang cukup terkenal: Benchakitti Park dan Lumphini Park. Tapi aku pilih Lumphini karena dekat dengan Chulalonglorn University. Rencananya sih mau mampir sekalian, tapi  karena waktunya mepet (+ terlalu malas), jadi kuurungkan. Alhasil sepanjang sore aku cuma duduk-duduk di tepi danau sambil makan camilan. Itu jadi waktu terbaik untuk refleksi, mengingat kembali apa yang sudah kulakukan, apa yang sudah kuraih, apa impianku selanjutnya, dan yang lebih penting: lapak apresiasi, karena aku berhasil melawan ketakutanku. Masih teringat ketika aku baru membeli tiket ke Bangkok, isi kepalaku penuh dengan, "aduh, bisa tidak ya hanya sendirian?", "aku tidak tau bahasa dan budayanya", "ini impulsif nggak sih?". But here I am, finished every single day perfectly. Mencoba berbagai moda transportasi, mengunjungi banyak tempat, meskipun ada kendala bahasa. You really did well, my self, *pat pat*.

Pukul lima sore, aku beranjak dari taman dan kembali ke hotel, mengambil koper, lalu beranjak menuju bandara. Dari hotel, aku naik BTS menuju Ratchadamri, untuk kemudian naik airport bus A3. Jujur ini mixed feeling selama proses menunggunya. Karena area haltenya ternyata tidak terlalu ramai, busnya cukup lama untuk datang (aku menunggu sekitar 40 menit), dan saat datang, aku harus 'memberhentikan' dulu (tidak seperti bus di Jakarta yang pasti akan berhenti sejenak di bus stop). Jadi bus itu hampir melewatiku, membuatku jalan setengah lari sepanjang 10 meter. Cukup drama, karena jujur aku takut menunggu lagi sampai malam (posisi saat aku naik bus sudah pukul delapan malam). Syukurlah selanjutnya perjalanan lancar. Empat puluh menit kemudian, aku sampai di Don Mueang International Airport. Karena masih jauh dari waktu check-in, aku memilih bersih-bersih dulu: sikat gigi, cuci muka, repack isi koper dan totebag, juga sholat. Lokasi prayer room di Don Mueang ada di perbatasan T1-T2. Lagi, ruangannya cukup luas, bersih, dan tentu: dingin. Betah sekali ibadah di sini.



Proses pemeriksaan di kepulangan ini sedikit berbeda. Airport security sungguhan memastikan aku tidak membawa cairan ke boarding room, aku juga harus melepas sepatu untuk pemeriksaan x-ray (ini baru kutemukan di Bangkok). Tapi tidak perlu khawatir, petugasnya sangat sopan saat meminta kalian melepas sepatu. Syukurnya, proses imigrasi berjalan lancar, tidak ada proses tambahan, hanya cap paspor, sudah.

Sebuah catatan untuk kalian yang ambil penerbangan malam dari Don Mueang: tolong bawa makanan dari luar! Karena toko makanan di area check-in sudah tutup jam sepuluh malam, serta toko area boarding room rawan non-halal. Kecuali kalian cukup dengan roti dan keripik. Ada Subway yang buka sampai tengah malam, tapi tetap ada pork (meskipun bisa ambil menu tunanya). Tapi pilihannya kembali ke kalian.

Tengah malam, saatnya aku boarding. Seiring dengan berakhirnya hari, berakhir juga solo trip-ku ke Bangkok selama 4 hari 4 malam ini. 


Pengeluaran Day 4 dan 5: 860 baht (est 387 ribu rupiah) + 105 ribu rupiah

  • Sarden dan pisang (7/11) 35 baht
  • Bus hotel-Pratunam 15 baht
  • Sosis dan Kitkat (7/11) 52 baht
  • Kaos Thai (oleh-oleh Pratunam) 300 baht
  • Beef noodle (Pratunam) 70 baht
  • Bus Pratunam-Big C Rachadamri 8 baht
  • Air mineral 7 baht
  • Bus Big C-Lumphini Park 10 baht
  • Bus Lumphini park-hotel 8 baht
  • Green tea latte (hotel) 60 baht
  • Bus A3 Rachadamri-airport 50 baht
  • Tuna sandwich Subway 245 baht
  • DAMRI Bandara Soekarno-Hatta ke Pasar Minggu 90 ribu rupiah
  • Gojek Terminal Pasar Minggu-kos 15 ribu rupiah