Langsung ke konten utama

Penang: Place to Go, Food Recommendation, and Many More

Diduga tergiur dengan promo free seat suatu maskapai, seorang karyawan nekat beli tiket tanpa ada rencana - bahkan saat trip lain belum berjalan.

Halo ~

Kembali lagi bersama aku yang (masih) impulsif ini. Sekarang setelah otakku lebih waras, tiket PP Jakarta-Kuala Lumpur seharga 800 ribu-an sebenarnya masih wajar, alias tidak kerasa signifikan murahnya 😓 Tapi terlanjur, ya sudah, mari kita pikirkan baiknya kemana. Malaysia kan, luas ya, isinya nggak cuma gemerlap ibukota Kuala Lumpur saja. Mengingat 3 tahun lalu aku sudah eksplor ibukota, jadi akan sayaang banget kalau menghabiskan 4 hari 3 malam di kota yang sama kan? So I decide to go to Penang!

Penang (Pulau Pinang, baca: pi-naeng) merupakan bagian dari Malaysia yang memiliki 2 sisi: sisi Timur menyatu dengan semenanjung Malaysia dan sisi barat berbentuk pulau kecil. Sebelumnya aku hanya tau Penang terkenal dengan pengobatannya. Banyak WNI yang memilih berobat atau sekadar mendapatkan opini kedua atas hasil pemeriksaan mereka. Nggak heran sampai ada penerbangan langsung dari beberapa kota di Indonesia ke Penang (tanpa transit Kuala Lumpur).


Memang kalau main ke Penang ada apa?

Highlight utama dari Penang adalah keindahan alam dan sejarahnya - tidak heran di sana terdapat heritage site: Georgetown. Sejak aku memutuskan akan mengunjungi Penang, banyak sekali konten-konten yang masuk di algoritma media sosialku: tempat menarik, rekomendasi makanan, apa yang harus dilakukan, dan sebagainya. Tentu ini sangat membantu dalam menyusun rencana perjalanan, dan semakin menarik karena beberapa lokasi berdekatan!

Mari kita bagi Georgetown menjadi dua sisi:

1. Sisi Utara

Berada di bagian paling utara kota, area ini berdampingan dengan laut yang memisahkan Pulau Pinang dan semenanjung Malaysia. Kalau kalian suka tempat yang tenang, cocok main ke sini! Berikut beberapa spot menarik yang dapat kalian kunjungi. You better go in the morning or evening for better view!

  • Municipal Fountain Park
Sepetak taman di samping gedung City Hall, dengan air mancur kecil di porosnya. Tempat ini sedikit di luar ekspektasi, karena lebih kecil dibandingkan Taman Literasi Blok M. But still good to visit, meski hanya numpang duduk menikmati air mancur mini, atau sambil membaca buku. 
 
  • Padang Kota Lama - Park
Lokasinya persis di seberang Municipal Park. Kombinasi lapangan berpasir luas di tepi pantai. Aku sempat curiga lapangan ini sering dipakai untuk upacara, mengingat lokasinya persis di depan gedung pemerintahan. Tapi ini bisa juga untuk olahraga, ada spot duduk kalau capek, cuma spot duduknya terlalu di pinggir, jadi area tengahnya sungguhan luas tanpa ada halangan 😅 
  • Esplanade Walkway
Must. Spot. to. Visit!!! Karena sebagus itu *cry. Definitely a place to go untuk duduk ngelamun dan merenung dengan pemandangan laut. Kombinasi hari biasa, pagi hari, dan mendung menciptakan area cukup sepii, sehingga aku bisa lebih menikmati waktu dan mensyukuri momen yang ada. Oh iya, di area ini tidak ada penjaja makanan, jadi kalian bisa bawa maknaan ringan sendiri, pastikan untuk tetap menjaga kebersihan sekitar.

 

  • Fort Cornwallis Lighthouse - Museum
Tepat di samping Esplanade adalah Pangkalan Angkatan Laut Penang, di seberangnya (jalan 100-200 meter) ada Fort Cornwallis. Review Google mengatakan bahwa untuk masuk ke area ini berbayar (RM 5-10), namun dari luar pun, kalian sudah bisa melihat bentuk meriam api dan potongan sejarahnya dari papan yang dipasang di luar benteng. Jadi kembali ke kalian ya, apakah akan meluangkan waktu dan budget untuk masuk ke dalam benteng.

 

Tidak jauh dari Fort Cornwallis, ada foodcourt dengan satu tenant yang cukup ramai: Ali Nasi Lemak Daun Pisang. Sesuai namanya, kedai ini menjual nasi lemak dengan porsi cukup dibungkus daun pisang. Porsinya seperti nasi kucing di Indonesia. Ada banyak varian dan harganya hanya RM 3/bungkus! Minusnya, kalau mau makan di tempat harus pandai cari tempat duduk. Karena di jam makan, bisa penuh! Beberapa meja mewajibkan beli minum di Drink Corner jika mau duduk di sana. Tapi tidak perlu khawatir, minumannya bisa hanya RM 1 untuk teh tawar (chineese tea kalau di menu). Kalau tidak mau makan nasi lemak, ada kedai makan berat dan jajanan lain, kalian bisa cari yang kalian suka.


Nasi Ikan
 
 

2. City Center

Kusebut demikian karena area ini cukup luas, dari tengah menuju barat Georgetown, dan menjadi pusat keramaian turis. Kusarankan kalian berjalan kaki dalam melalui rute-rute ini, karena bukan tidak mungkin kalian menemukan spot menarik di tengah jalan! Jangan khawatir, trotoarnya luas, rambu lalu lintasnya tegas, dan tidak ada tatapan aneh sekalipun kalian berjalan sendirian. Siapkan saja tenaga dan kaki yang kuat, karena kalian akan menempuh belasan ribu langkah 😉

  • Market Street - Little India 
Kurasa setiap negara di Asia (atau di benua lain) memiliki kampung kecil yang berisi satu etnis yang sama, no? Chinatown, Little India, banyak negara yang memiliki spot ini. Begitu pun di Georgetown. Market Street ini, betulan sepanjang jalan isinya deretan toko 'India': makanan, pakaian, alat ibadah, dan perintilan lain. Wewangian di area ini cukup pekat, menurutku.

Masjid Kapitan Keling

Ada satu jajanan yang kucoba dan itu enak! Lokasinya dekat Market Street, searah dengan jalan menuju Masjid Kapitan Keling. Namanya Penang Famous Samosa. Banyak menu yang dia jual, dari samosa dengan berbagai isian, banana ball, dan lainnya. Harganya juga cukup murah, semuanya di bawah RM 5 dan porsinya cukup besar (aku makan 2 potong dan itu cukup kenyang.

Chicken Samosa & Banana Ball
  • Penang Street - Street Art

Spot turis yang paling favorit di Georgetown adalah street art ini. Banyak mural mengenai budaya dan sejarah Georgetown. Beberapa mural dilengkapi dengan catatan kecil mengenai cerita di balik grafis tersebut. Di Penang Street Art juga, terdapat jajaran toko oleh-oleh. Hal menarik lain yang kutemukan, oleh-oleh tidak melulu gantungan kunci, magnet, atau kartu pos. Ada yang menjual set notebook dengan sampul gambar-gambar seputar Penang. Ini jadi ide segar karena notebook ini lebih bisa dimanfaatkan, dibanding item lain yang cenderung hanya menjadi koleksi. Dan hei, jangan khawatir juga, mural-mural ini tidak hanya ada di Penang Street Art, tapi di banyak jalan lain. Ke arah mana kalian berjalan, bisa tiba-tiba menemukan mural dan cerita lain.


 



 

Area lain yang dapat diakses dari Penang Street Art: Lebuh Canon, Lebuh Armenian, Lebuh Aceh, Lebuh Chulia
  • Kimberly Street -  Night Market
Capek jalan-jalan, saatnya jajan! Kimberly Street ini jadi surga untuk kalian yang suka street food. Karena night market, banyak jajanan baru buka jam 5 sore. Makanan yang tersedia  juga bervariasi (halal dan nonhalal), ada yang kedainya menetap (ruko sendiri, umumnya buka sejak siang), ada juga yang kedai gerobak (buka mulai sore). Beberapa rekomendasi (mengutip dari food vlogger yang kutonton sebelumnya) antara lain:

- Penang Road Famous Teochew Chendul
- Penang Road Famous Laksa (makan berat)
- Belacan Chicken Hawker Stall (makanan ringan, <RM 5)
- Dim Sum Valet (makanan ringan & berat, dimsum +-RM 5/portion)

Aku sudah coba dua jajanan terakhir dan Belacan Chicken-nya enak! Mungkin lebih enak lagi saat dimakan panas-panas (aku beli sore untuk makan malam, jadi sudah dingin). Dimsumnya menurutku sedikit hambar (disclaimer: aku hanya coba 2 dari banyaakk varian dimsum, jadi opini ini bisa jadi kurang tepat).

 
wings & thigh
 
Salted Egg & shrimp dimsum 

Jalan sedikit dari Kimberly Street, terdapat Pasar Chowrasta, buka sejak pagi hingga malam. Sayangnya aku tidak sampai masuk ke dalam pasar, namun di bagian luar, kalian bisa menemukan oleh-oleh lain "khas Penang", namun opsinya lebih umum, tidak se-artsy di Penang Street. Opsi lain, di seberang pasar ada MyDin, kalian bisa belanja dalam jumlah besar dengan harga miring di sana. Jangan lewatkan kopi kemasan khas Penang!

TMI, sejak mendarat, aku menyadari kalau warga Penang lebih banyak dari etnis Cina dan India-Arab, dibanding Melayu. Di dalam bus pun, aku lebih banyak mendengar bahasa-bahasa non-Melayu. Tapi tidak banyak pengaruhnya sih, aku masih bisa berkeliling dengan nyaman, kendala bahasa pun, karena bahasa Indonesia masih serumpun dengan Melayu, kalian masih bisa memahaminya pelan-pelan.

That's all! Terima kasih yang sudah baca sampai akhir. Jumpa lagi di tulisan berikutnya 👋