Langsung ke konten utama

[SHARING] Solo Trip to Bangkok: Epilog

Setelah impulsif bertualang selama empat hari di Bangkok, here’s the recap of tips and trick, do’s and dont’s, dan sepenggal cerita di luar itinerary.

1. Tiket Pesawat

Kuakui harga tiket yang kubeli kemarin tidak ramah untuk budget trip. Kalian masih bisa mendapatkan tiket Jakarta-Bangkok hingga 2 juta rupiah pulang-pergi, selama booking berbulan-bulan sebelumnya. Tentu dengan maskapai LCC (Air Asia, Scoot) dan tanpa bagasi ya. Tapi tidak perlu khawatir, karena bagasi lebih dibutuhkan saat kepulangan daripada keberangkatan. Jadi lumayan bisa hemat sedikit. Perlu diperhatikan juga kalau Bangkok punya dua bandara: Don Mueang (DMK) dan Suvarnabhumi (BKK). Umumnya DMK untuk maskapai LCC seperti Thai Lion, Air Asia, sementara BKK untuk maskapai lain seperti Thai Airways, Garuda, Singappore Airlines, dan sebagainya.

2. Layanan Internet

Ada tiga opsi yang bisa digunakan untuk tetap terhubung internet: simcard lokal (ada paket 7 hari; dapat dibeli di Klook/Traveloka), travel wifi (sewa per hari dan dapat terhubung dengan beberapa gawai), roaming dari operator. Kemarin aku memilih simcard lokal dengan pertimbangan: harga paling murah (<100 ribu untuk paket 7 hari), keperluannya hanya untuk berkabar dan membaca peta, selebihnya dapat bergantung ke wifi hotel. Aku pre-order simcard dari Traveloka, jadi saat tiba di DMK, langsung menuju konter untuk menukar vouchernya. Proses pemasangan sim pun dibantu staf konter, hanya perlu menunjukkan paspor saja.

3. Akomodasi

Ada banyak jenis penginapan dari berbagai kelas dan area di Bangkok. Umumnya area yang ramai turis adalah: Khao San Road, Siam, dan Pratunam. Lagi, karena aku hanya sendiri dan kebanyakan agenda adalah di luar ruangan, aku tidak perlu fasilitas super oke untuk penginapan. Selama dekat dengan transportasi umum, laundry, dan 7/11, itu sudah cukup. Maka pilihanku jatuh di hostel, dimana aku hanya booking untuk satu bed dan berbagi kamar dengan orang lain (umumnya dalam satu kamar ada 4-12 bed). Tentang aku memilih hostel ini juga kusinggung di part Pre-Departure. Pros: bisa hemat, fasilitas lengkap meski digunakan bersama, jika beruntung bisa dapat teman baru dari room-mate. Cons: cek kembali karena tidak semua hostel punya kamar khusus perempuan, (ini opini pribadi) aku masih sulit adaptasi kalau mau beribadah di kamar (khawatir teman sekamar kurang nyaman). Tapi di luar itu, menginap di hostel adalah pengalaman yang menyenangkan.

4. Transportasi Publik

Diantara transportasi umum dalam kota di Bangkok ada: BTS (seperti kereta komuter), MRT (kereta juga), bus AC dan non-AC, tuk-tuk, taksi konvensional, taksi online, dan boat. Sebagaimana disinggung di part Day 1, sistem pembayaran BTS menggunakan kartu, baik single pass/Rabbit Card (seperti e-money; dapat dibeli di konter stasiun atau beli di Klook), dimana kita bisa top-up saldo di konter stasiun BTS. Kalau MRT, setauku masih harus beli di mesin tiket untuk setiap perjalanannya. Nantinya akan dapat koin yang menjadi token (jujur tokennya kecil sekali sampai aku takut hilang). Karena hanya sekali naik MRT, aku jadi tidak bisa cerita banyak. Untuk bus, taksi, tuk-tuk, dan boat pembayarannya menggunakan uang tunai. Siap sedia uang receh saja ya, karena tarif bus bisa hanya 8 baht. 

Cek rutenya bagaimana? Untuk informasi dasar seperti jenis-jenis transportasi dan rute apa saja yang dilayani, kalian bisa cek link ini. Tapi untuk menentukan hendak naik apa dari mana ke mana, bisa diakses bermodalkan Google Maps! Misalnya dari Siam Stadium Hostel ke Terminal 21 Asok, akan muncul opsi seperti ini.

Kalian bisa pilih mau naik bus/BTS. Sayangnya, jadwal bus tidak bisa diprediksi, kadang bisa sebentar hanya 5 menit, tapi kadang bisa juga sampai 30 menit menunggu. Jadi saranku, selama bisa diakses dengan BTS, gunakan BTS saja! Dan jangan khawatir tersesat, ini lumrah bagi traveler hehe.. kalau kepepet, masih bisa pakai Grab kok.

5. Exchange Rate and Money Changer

Per Maret-April 2023, kurs IDR-THB sekitar 450-465 rupiah. Saranku, bawa cash baht yang banyak saja dari Indonesia, atau kalau khawatir, bisa split sebagian cash baht, sebagian lagi rupiah. Karena yang kualami di trip kemarin adalah:

- Tidak semua money changer di Bangkok bisa pembayaran dengan kartu debit, jadi harus dari uang rupiah untuk ditukar ke baht
- Kalaupun tarik tunai, kursnya akan jauh lebih mahal karena ada biaya admin rupiah dan baht, kalau ditotal bisa mencapai rate >500 rupiah

Opsi lain, untuk pembayaran dalam jumlah banyak dan di toko besar, bisa sekalian dibayar dengan kartu (debit/kredit dengan logo visa/mastercard), jadi uang tunai hanya untuk pembelian nominal kecil saja. Kurs untuk pembayaran debit masih normal di kisaran 450 rupiah. Jadi tidak banyak boncos.

6. Halal Food dan Prayer Room

Kabar baiknya, meskipun Islam adalah agama minoritas, Thailand masih punya lembaga khusus yang dapat mengeluarkan sertifikasi halal. Kabar buruknya, belum banyak varian produk yang memiliki sertifikasi ini, sehingga masih perlu lebih hati-hati sebelum mengkonsumsi makanan. Tapi dengan Bangkok menjadi ibukota negara yang banyak dikunjungi turis, juga selama kalian hanya bepergian di sekitar Siam dan Pratunam, menemukan makanan halal tidak sesulit menemukan jarum dalam tumpukan jerami kok. Kalau kepepet banget tidak menemukan makanan halal/hanya ketemu restoran yang juga menyajikan menu non-halal, masih bisa beli nasi dan telur di 7/11 atau beli buah yang stoknya melimpah di supermarket. No worries.

Di beberapa mall juga menyediakan fasilitas ruang ibadah yang nyaman, seperti di Platinum Fashion Mall, centralw0rld, dan ICONSIAM. Lokasi prayer room terdekat juga dapat diakses di aplikasi Muslim Pro dan bertanya di pusat informasi.

7. Starter Pack

Karena niat awal akan eksplor banyak tempat, pastikan pakai alas kaki dan pakaian yang nyaman. Cuaca di Thailand mirip dengan Indonesia, terlebih bulan Mei temperaturnya bisa mencapai >35 derajat (tipe panas yang pengap), jadi daripada memakai sweater, lebih baik pakai kemeja/kaus katun yang mudah menyerap keringat. Jangan lupakan topi/payung anti UV/kacamata untuk melindungi dari terik, termasuk air minum ya, supaya nggak sampai dehidrasi. Untuk kalian yang sensitif, kusarankan siap sedia botol kosong di tas, karena (kabar buruknya) tidak semua toilet di Bangkok punya bidet. Jadi botol ini bisa untuk membersihkan diri selepas buang hajat.

————————

Pada akhirnya, meskipun aku selalu menekankan untuk banyak riset sebelum bepergian, jangan terlalu memaksakan diri saat implementasinya ya. Jangan sampai terlalu strict dengan itinerary, sampai lupa enjoy the moment, padahal itu yang paling penting. Nggak apa-apa kalau memang masih boncos, nggak apa-apa juga kalau jadi impulsive buying, pun kalau memang terlalu menikmati satu agenda sampai skip agenda lain karena waktunya mepet, nggak apa-apa juga.

Semoga tulisan-tulisan ini bermanfaat ya. Semoga juga aku bisa lebih konsisten lagi berbagi apapun, tanpa harus bepergian dulu haha..

Enjoy your trip!


Solo Trip to Bangkok - List of Items:

Solo Trip to Bangkok: Pre-Departure
Solo Trip to Bangkok: Day 1
Solo Trip to Bangkok: Day 2
Solo Trip to Bangkok: Day 3
Solo Trip to Bangkok: Day 4

[Solo Trip to Bangkok: Epilog]


In case you're wondering, here I share my raw itinerary, so you can compare it with the story I shared.