Langsung ke konten utama

[SHARING] Magang di Angkasa Pura (Part 1)

Tulisan ini akan ada beberapa bagian, menceritakan alasan aku memilih lokasi magang, pengiriman berkas, serta kegiatan selama magang di sana. Here we go..

Sebelumnya, aku adalah mahasiswi Ilmu Komunikasi konsentrasi Public Relations di PTKIN Yogyakarta, yang per September 2019 memasuki tahun ke-4 a.k.a semester 7. Di jurusanku, teori kuliah sudah habis di semester 6. Jadi semester 7 bisa dikatakan semester terakhir, yang akan diisi: KKN (Kuliah Kerja Nyata), magang, dan skripsi. Atas dasar itu, sejak semester 6 aku sudah mulai mencari informasi mengenai magang: lokasi,  minat, syarat, dokumen, dan lain sebagainya. Sumbernya beragam: teman, kakak tingkat, dosen, dan tentu saja berbagai perusahaan.

Why Angkasa Pura?
Kuakui, 80% alasannya adalah drama hehe.. Kalau diantara kalian ada penggemar k-drama, mungkin ingat di awal 2019 terdapat drama tentang karyawan bandara yang berjudul Where Stars Land (dibintangi Lee Je Hoon, Chae Soo Bin). Dari drama itu, aku tahu kalau di bandara, selain petugas yang bertebaran di terminal, juga ada petugas di “kantor”, yang bertugas mengurus segala operasional bandara: marketing, sewa tempat, promosi, dan lain sebagainya. Terus terang, tema itu sangat fresh untukku (yang sebelumnya banyak menonton tema jaksa, hakim, pengacara, atau dokter dan guru). Jadi memberikan sudut pandang baru mengenai operasional sebuah bandara. Atas dasar itu, aku bertekad ingin bekerja atau magang di bandara. Sisa alasan 20% adalah, karena aku suka pesawat. Mungkin aku masih takut untuk penerbangan panjang, apalagi membayangkan cuaca buruk dan segala resikonya di berita. Tapi aku tetap suka pesawat: bentuknya, pelayanan yang pernah kuterima, dan bagaimana pesawat itu dapat menjadi penghubung dunia. Yah.. seperti kalian melihat pekerjaan pilot dan pramugari itu keren. Kesukaanku pada pesawat juga seperti itu. Lebih tepatnya, aku suka segala jenis perjalanan dan transportasinya, baik itu dengan mobil, kereta, pesawat. Aku menyukai esensi perjalanan itu. Mungkin karena aku hampir 10 tahun merantau? Bahkan sebagai cadangan kalau aku tidak diterima magang di bandara, aku akan mengajukan magang di PT KAI DAOP 8 Surabaya. Hehe..
Dan Angkasa Pura adalah perusahaan yang mengoperasikan bandara di Indonesia (satu-satunya). Jadi, yah, tahu kan kenapa aku memilih perusahaan ini?

Why Bandar Udara Juanda?
Aku lahir dan menghabiskan masa kecilku di Surabaya. Awalnya aku benci dengan kota ini. Tapi lambat laun, semakin lama aku merantau, aku semakin menemukan alasan aku mencintai Surabaya: makanan, suasana, keramaiannya bahkan. Dan sampai detik ini, aku hanya pernah berkunjung di empat bandara: Juanda (Surabaya), Ngurah Rai (Denpasar), Madinah, dan King Abdul Aziz (Jeddah). Aku kurang akrab dengan bandara Adi Sutjipto Yogyakarta, atau Soekarno-Hatta Cengkareng. Karena karena seringnya ya, di Juanda itu. Selain itu, sejak kuliah, karena aku di Yogyakarta, aku seringkali diminta untuk berkarir di Surabaya, termasuk saat magang. Jadi, yah, aku memilih bandara Juanda 😊

Tapi satu hal yang baru kusadari belakangan ini, ada hal yang lucu terkait “memilih” ini. Dulu kan aku menempuh SMA di Jombang, saat pemilihan kampus, aku menolak mentah-mentah ide kuliah di Surabaya. Alasanku saat itu: aku tidak mau tinggal di rumah. Sepertinya saat itu aku masih benci Surabaya. Karena itu aku memilih di Jogja. Alasan lain yang kemudian masuk akal: terlalu banyak saingan jika aku ingin kuliah di Surabaya atau Malang. Mengingat teman-temanku banyak memilih kampus di dua kota ini.

Lalu saat kuliah dan harus memilih magang, aku juga menolak ide untuk magang di Jogja. Alasanku karena tidak ingin berkarir di sana. Terlebih sejak tahu UMR-nya hanya separuh dari Surabaya atau Jakarta. Karena itulah aku kabur ke Surabaya (aku juga tidak diperbolehkan magang di Jakarta: terlalu keras hidupnya lmao). Lucunya: aku selalu memilih tempat yang lebih sedikit saingannya dari tempat asalku, meskipun tetap memperhitungkan kapasitas. Aku yakin akan diterima di kampus Jogja, dan saingannya nyaris nihil dari sekolah asal. Dan aku diterima. Begitu pula lokasi magang. Aku memilih lokasi yang tidak dipikirkan oleh teman-temanku, dengan menghitung kapasitas (aku menyukai dunia transportasi dan memang ingin berkarir di BUMN), mendaftar di bandara, dan sekali lagi diterima ^^

Karena itu, kuharap kalian yang akan memilih lokasi magang untuk berkenan berpikir lebih matang. Tetapkan tujuan (kenapa memilih lokasi itu, kenapa harus di sana dan tidak bisa di tempat lain), rencanakan juga ke depannya (seperti memang berencana berkarir di BUMN). Karena kalau kalian ingin berkarir di perusahaan swasta, lebih baik sekalian magang di perusahaan serupa, lininya cenderung sama, dan kalau hasil magang kalian bagus, ada kemungkinan diangkat menjadi pegawai setelah lulus nanti. Sementara BUMN masih harus tes seperti tes CPNS, tapi yah, memang cenderung lebih stabil soal pekerjaan. It’s up to you, then.