Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

[Sharing] Being Quiet in the Noisy World

Bagiku, dunia ini selalu berisik. Ada begitu banyak standar yang ditetapkan untuk bisa memiliki "'kehidupan impian". Sukses berarti banyak uang, rumah mewah, selalu tampil dengan busana bermerek. Cantik berarti tinggi semampai, berkulit putih, mulus, tanpa cacat. Jika semua standar ini memang berlaku, lantas, bagaimana dengan makhluk yang diciptakan sebaliknya oleh Dia? Beberapa hari terakhir, aku semakin malas membuka akun sosial media. Followingku semakin berkurang. Menyisakan beberapa akun teman yang benar-benar kukenal, satu-dua public figure yang tidak terlalu sering posting, dan banyak akun penyedia informasi. Online shop? Ada satu-dua. Itupun karena mereka hanya bukalapak di situ. Karena jika mereka memiliki marketplace lain atau website, sudah ku-unfollow. Capek bok. Nafsu pengen terus konsumtif, padahal tabungan sudah habis. Aku ingin mencoba berhenti "memanjakan" mata orang lain. Ingin berhenti menuruti segala tetek bengek standar yang entah ditent

Let's Move!

Tenang.. ini bukan iklan susu. Karena aku memang mau cerita tentang kepindahanku. So let's get start it! Sejak awal kuliah, aku embali masuk pesantren. Lokasinya cukup dekat. Sekitar 2 km dari kampus. Dan aku ngontel. Setiap hari. Karena nggabisa dan ngga mau belajar pakai motor. Aku juga terlalu malas mengurur segala tetek bengeknya kalau harus bawa jauh-jauh dari Surabaya ke Jogja. Tinggalnya aku di pesantren bukan asal ngikut saja. Ada banyak pertimbangan: 1. Aku belum tahu sama sekali Jogja itu akan seperti apa. Enam tahun tinggal di pesantren membuatku kurang update tentang dunia luar. Lalu wali kelasku menyarankan untuk tinggal di pesantren sementara. Setidaknya barang 1-2 semester. Kebetulan di pesantren yang kutinggali ada senior selama SMA, jadi aku tidak sendiri. Dua temanku juga memutuskan hal yang sama. 2. Kalau aku langsung tinggal di kos, aku belum tahu standar seperti apa yang kubutuhkan, termasuk range harganya.  3. Enam tahun hidup bersama teman, tiba-tib

Hi!

Haai.. OMG it's very long long time since I write here. There's a lot of story that I didn't share to. Sejak kuliah, kuakui aku mulai jarang menlis, jarang baca buku. All I do is just scroll my phone. Nggak sehat. Sama sekali. Sejak itu aku merasa otakku buntu sekali. Mau menulis di buku malasnya minta ampun. Baaanyyak sekali alasan. Capek, sibuk, malas. Jadi jurnal harianku mentok. Hanya lanjut beberapa lembar yang menulisnya sebulan sekali, dua minggu sekali. Ada banyak perkembangan yang terjadi, salah satunya aku mulai menata apa yang ingin kulakukan di masa depan. It's been a year since I built my own shop. Online, of course. Awalnya sesederhana jualan pulsa. Lalu beranjak jualan jilbab, ciput rajut, dan jadi reseller salah satu brand lokal yang ownernya ternyata alumni DU (dunia sempit sekali). dari sini aku mulai merenung. Ah iya, aku kan selama ini cukup kesulitan setiap kali mau beli baju. entah model, warna, atau ukuran, pasti ada yang kurang pas. Lantas ak